Headline
Saat ini sudah memasuki fase persiapan kontrak awal penyelenggaraan haji 2026.
Saat ini sudah memasuki fase persiapan kontrak awal penyelenggaraan haji 2026.
SEDARI kecil Tina sudah sangat akrab melihat pekerjaan ibunya yang disibukkan permasalahan kesehatan warga Bandung dan Provinsi Jawa Barat. Lantaran ibunya bekerja sebagai PNS di bidang kesehatan, Tina jadi ingat penyakit apa saja yang paling banyak diderita publik. Salah satunya ialah masalah pernapasan.
“Ibu aku itu, kan, orang kesehatan, PNS, jadi di rumah kami itu ada satu papan, yang di situ terpampang data penyakit terbanyak itu apa dan di mana,” kenang Tina saat menceritakan pengalamannya merintis Botanina kepada Media Indonesia pada akhir Juni lalu.
“Maka aku bikin formulasi pengharum ruangan dari bahan-bahan alami yang sekaligus itu dikombinasikan untuk melegakan pernapasan. Sampai sekarang itu jadi produk yang paling laris,” sambungnya.
Saat ini, Botanina memang masih mengombinasikan material produk mereka dengan bahan lokal dan impor. Beberapa material natural seperti cengkih, kayu putih, jahe, dan nilam ia peroleh salah satunya dari Purwokerto, Jawa Tengah.
“Prinsip Botanina adalah east meets west (pertemuan barat dan timur). Dari aroma kami selalu berusaha memasukkan bahan baku dari Indonesia. Ada minyak kelapa, essential oil, kunyit, cengkih. Itu, kan, secara fungsi bagus. Cuma memang aromanya yang harus diseimbangkan dan dimoderasi. Botanina, kan, pengalamannya bukan sebagai jamu, tapi dengan pendekatan yang lebih modern. Nah, beberapa material untuk menyeimbangkannya itu kami masih harus impor.”
Karena bersinggungan dengan produk impor, situasi juga bergantung pada peristiwa global. Itu termasuk pandemi, kurs dolar, dan situasi geopolitik. Saat ini selain mengandalkan distributor, Botanina tengah membuka kanal logistik yang bisa secara langsung memotong rantai pasok mereka agar secara beban bujet lebih efisien.
Untuk material bahan natural lokal, menurut Tina, masih mengandalkan beberapa jaringan. Selain dari pabrik besar, ia mencari rekanan yang bermitra secara langsung dengan petani.
“Tiga pilar kami adalah bahan natural, pemberdayaan komunitas lokal, dan manajemen sampah. Dengan itu, secara tidak langsung impak ekonominya juga bisa dirasakan oleh para petani yang menyuplai ke Botanina.” (Jek/M-4)
Kegiatan tersebut diisi dengan penyampaian materi oleh Kepala Divisi Pelayanan Hukum, Lista Widyastuti, SH, MH menjadi sebagai Narasumber
PT Hutama Karya (Persero) (Hutama Karya) hingga Juni 2025 telah memfasilitasi 792 pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di 23 Rest Area Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS)
Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus melaksanakan program Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN).
Dukungan terhadap kegiatan UMKM sangat penting. Apalagi para pelaku UMKM diketahui didominasi oleh kalangan ibu rumah tangga yang memerlukan pembinaan dari pemerintah.
Di Jakarta Fair 2025, produk makanan masih menjadi primadona bagi para pengunjung.
LAFLO menyalurkan furnitur keluaran Eropa ke hunian-hunian berupa apartemen mewah di Tanah Air. Selain LAFLO, sister company LAFLO, Pita, menyediakan furnitur merek lokal dan China.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved