Headline

RI dan Uni Eropa menyepakati seluruh poin perjanjian

Fokus

Indonesia memiliki banyak potensi dan kekuatan sebagai daya tawar dalam negosiasi.

TAFSIR AL-MISHBAH: Nabi Ibrahim dan Ayahnya

Quraish Shihab
09/6/2016 06:50
TAFSIR AL-MISHBAH: Nabi Ibrahim dan Ayahnya
micom(micom)

PADA Tafsir Al Mishbah edisi kali ini, dibahas Surah Asy-Syuara ayat 69-86.

Di sini dijelaskan mengenai salah satu keistimewaan Nabi Ibrahim AS, yakni sebagai sosok bapak para nabi yang mengumandangkan ketuhanan yang maha esa.

Di sini ditegaskan, tuhan bukanlah tuhan suku, tetapi tuhan seluruh alam yang menyertai seluruh makhluk.

Baca juga : Presiden Laksanakan Salat Id Bersama Warga Padang

Dilahirkan pada 2818 sebelum Masehi, Nabi Ibrahim dipuja bukan hanya oleh Rasulullah SAW, melainkan juga berbagai golongan seperti umat Kristen dan Yahudi.

Pada Surah Asy-Syuara ayat 69, dikatakan, "Dan bacakanlah kepada mereka kisah Ibrahim."

Dalam ayat itu, terdapat kata utlu yang memiliki arti bacakan.

Baca juga : Buat Takbiran, Presiden Jokowi Beli Kemeja Rp150 Ribu

Mulanya, kata utlu berarti mengikuti.

Dengan begitu, membaca yang dimaksud ialah membaca dalam Alquran sekaligus diikuti dengan pengamalannya.

Pada ayat selanjutnya, ditegaskan kisah Nabi Ibrahim AS dimaksud yaitu perihal perbincangannya dengan sang ayah terkait dengan apa yang dia sembah atau kepercayaannya.

Baca juga : PMI Sukabumi Sediakan Jasa Pijat Gratis bagi Pemudik

Kemudian sang ayah dan kaumnya menjawab, kami menyembah berhala-berhala dan senantiasa tekun menyembahnya, seperti tertuang dalam Surah Asy-Syuara ayat 71.

Pada dasarnya, berhala merupakan sosok yang diciptakan ayah Nabi

Ibrahim beserta kaumnya sebagai perantara untuk menyembah Tuhan, alih-alih mereka menganggap Tuhan tidak dapat dilihat.

Baca juga : Arus Mudik Dari Bali Nyaris Zero Accident

Kemudian pada ayat 72 dan 73, Nabi Ibrahim AS kembali bertanya kepada ayahnya apakah berhala-berhala itu menjawab doanya dan memberikan manfaat kepada kaumnya.

Pada ayat 74 dijelaskan, menyadari adanya keganjilan dari yang mereka lakukan, ayah Nabi Ibrahim kemudian menjawab, "Kami mendapati leluhur kami berbuat demikian."

Lalu pada ayat 75-82, Nabi Ibrahim AS menjelaskan apa yang sang ayah dan kaumnya sembah ialah musuhnya, kecuali Tuhan semesta Alam yang selalu menciptakannya serta memberikan manfaat, petunjuk, serta pengampunan.

Baca juga : Anggota FPI yang Langgar Aturan saat Takbir Keliling akan Ditindak

Nabi Ibrahim AS mengatakan bahwa berhala tersebut sebagai musuh karena yang didapatkan ketika menyembahnya hanyalah mudarat.

Selanjutnya disambung dengan ayat 83-85 yang menceritakan mengenai doa Nabi Ibrahim AS yang berisi permohonan kepada Allah SWT agar dimasukkan kepada kelompok orang-orang saleh yang kelak menghuni surga.

Kemudian, pada ayat 86, Nabi Ibrahim juga meminta permohonan kepada Allah SWT agar mengampuni dosa ayahnya yang tergolong kaum sesat karena menyembah berhala.

Baca juga : Jelang Lebaran, Harga Kebutuhan Pokok Naik

Hingga akhirnya, Nabi Ibrahim AS memohon kepada Allah SWT agar ia tidak dijadikan sebagai salah satu dari kaum yang dimasukkan ke neraka oleh Allah SWT.

(*/S-4)

Baca juga : Polisi Ancam Tindak Tegas Warga yang Bawa Petasan Saat Takbir Keliling



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Zen
Berita Lainnya