Headline

Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.

Fokus

Sejak era Edo (1603-1868), beras bagi Jepang sudah menjadi simbol kemakmuran.

Sikap Kaum Musyrikin

Quraish Shihab
22/6/2015 00:00
Sikap Kaum Musyrikin
(MI/SENO)
TAFSIR Al-Mishbah kali ini membahas makna yang terkandung dalam Surah Al-Anbiya ayat 1-10 yang secara garis besar menjelaskan dekatnya hari kiamat agar manusia mempersiapkan diri untuk menghadapinya.

Ayat tersebut menjelaskan manusia yang lalai terhadap Allah SWT dan Alquran dan cemoohan kaum musyrik terhadap kerasulan Nabi Muhammad SAW serta terhadap wahyu yang dibawanya.

Kemudian, ayat tersebut juga menjelaskan bantahan Alquran yang menyebutkan sifat para rasul, pembelaan Allah SWT kepada mereka (para rasul), dan Allah akan membinasakan orang-orang kafir.

Ayat 1 menjelaskan telah dekatnya perhitungan amal manusia, sedangkan manusia dalam keadaan lalai dan berpaling dari akhirat.

Ayat 2 menyebutkan bahwa setiap Allah SWT menurunkan ayat-ayat Alquran, manusia-manusia yang lalai itu hanya mendengarkannya sambil bermain-main.

Ayat 3 berisi tentang manusia-manusia yang lalai dan zalim yang berkata, "(Orang) ini (Muhammad) tidak lain hanyalah seorang manusia (juga) seperti kamu. Apakah kamu menerimanya (sihir itu), padahal kamu menyaksikannya?"

Pada ayat 4, Nabi Muhammad SAW pun berkata, "Tuhanku mengetahui (semua) perkataan di langit dan di bumi, dan Dia Mahamendengar, Mahamengetahui!"

Makna yang terkandung dalam keempat ayat tersebut ialah orang-orang yang zalim tidak memercayai yang dikatakan Nabi Muhammad.

Mereka tidak mengakui adanya Allah SWT.

Padahal, Nabi Muhammad telah memberitahukan kepada mereka bahwa Allah Mahamendengar lagi Mahamengetahui sesuatu yang ada di langit dan di bumi.

Pada ayat 5, orang-orang yang tidak memercayai perkataan Nabi Muhammad berkata, "(Alquran itu buah) mimpi-mimpi yang kacau, atau hasil rekayasanya (Muhammad), atau bahkan dia hanya seorang penyair, cobalah dia datangkan kepada kita suatu tanda (bukti), seperti halnya rasul-rasul yang terdahulu."

Ayat 6 menjelaskan bahwa suatu hari di suatu negeri sebelum mereka, sudah pernah ada yang binasa, tetapi mereka masih tetap tidak memercayai kata-kata Nabi Muhammad, padahal contoh yang ada sudah sangat jelas.

Pada ayat 7 disebutkan "Dan Kami tidak mengutus (rasul-rasul) sebelum engkau (Muhammad), kecuali beberapa orang laki-laki yang kami beri wahyu kepada mereka, maka tanyakanlah kepada orang-orang yang berilmu, jika kamu tidak mengetahui."

Dilanjutlan ayat 8, "Dan, kami tidak menjadikan mereka (rasul-rasul) suatu tubuh yang tidak memakan makanan dan mereka tidak (pula) hidup kekal."

Kedua ayat tersebut menjelaskan bahwa Allah menurunkan wahyu kepada para rasul-rasul sebelum Muhammad dari manusia yang berjenis kelamin laki-laki dan rasul-rasul tersebut seperti manusia biasa yang tetap membutuhkan makanan dan tidak hidup kekal.

Pada ayat 9, Allah berkata, "Kemudian Kami tepati janji (yang telah Kami janjikan) kepada mereka. Maka Kami selamatkan mereka dan orang-orang yang Kami kehendaki dan Kami binasakan orang-orang yang melampaui batas."

Sesuai dengan janji Allah, Allah akan menyelamatkan manusia yang mengikuti perintah-Nya yang terdapat dalam Alquran melalui Nabi Muhammad SAW.

Sebaliknya, Allah akan membinasakan orang-orang yang tidak mau mengikuti perintah-Nya.

Terakhir, ayat 10, "Sungguh, telah Kami turunkan kepadamu sebuah kitab (Alquran) yang di dalamnya terdapat peringatan bagimu. Maka apakah kamu tidak mengerti?"

Maksud ayat itu ialah Allah telah menurunkan Alquran sebagai peringatan bagi manusia-manusia.

Namun, dengan adanya peringatan yang sudah jelas dituliskan dalam Al-Quran, masih saja banyak manusia yang tersesat dalam hidupnya. (*/H-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Admin
Berita Lainnya