APA makna kolong jembatan bagi finalis Puteri Indonesia? Di mata Annisa, finalis asal Jakarta, tempat itu adalah kejutan yang memiriskan.
''Saya orang Jakarta, tapi pas dateng ke sini, rasanya merinding. Saya nggak habis pikir, bagaimana di kota sebesar ini masih ada orang yang tinggal di bawah kolong jembatan,'' jelas Annisa.
Annisa bersama 37 finalis Puteri Indonesia lainnya, kemarin, berkunjung ke kolong Jembatan Petak Seng, Jelambar, Jakarta Barat.
Kunjungan itu mewakili kepedulian sosial mereka terhadap warga Jakarta yang tidak beruntung.
Sebelum acara dimulai, ke-38 finalis mengelilingi permukiman untuk melihat-lihat keadaan.
Rintik hujan jatuh mengiringi langkah para putri yang berasal dari seluruh perwakilan provinsi ke permukiman kumuh itu. Anak-anak kolong jembatan menyambut mereka dengan gembira.
Saat tiba di depan rumah-rumah kardus, mereka melepas sepatu, masuk ke rumah berlantaikan karton bekas. Tidak lama, mereka berbaur dengan anak-anak penghuni rumah kardus itu.
Para finalis pun mencairkan suasana kaku dengan membacakan dongeng bagi anak-anak. Dongeng yang dipilih ialah cerita rakyat yang diharapkan menginspirasi dan menjadi pesan penyemangat anak-anak itu untuk mengejar cita-cita.
''Anak-anak di sini kan sebenarnya sama saja dengan yang lain sehingga mereka memerlukan motivasi untuk terus berkembang dan tidak patah semangat. Hal inilah yang akan dibagikan dari para finalis Puteri Indonesia,'' jelas Achmad R Subing, Public Relations Manager Mustika Ratu, yang menjadi pendamping para finalis Puteri Indonesia.
Bagi Olvah, finalis Puteri Indonesia dari Papua Barat, kunjungan ke rumah-rumah kardus itu menghadirkan keharuan.
''Wah terharu banget lihat mereka. Dari pertemuan dengan mereka, bukan mereka saja yang termotivasi, saya juga ikut termotivasi untuk menyuarakan dan membantu mereka terbebas dari kehidupan seperti ini melalui ajang Puteri Indonesia,'' jelas Olvah.
Dalam kesempatan itu, Yayasan Puteri Indonesia dan Mustika Ratu juga memberikan bantuan bagi penghuni kolong jembatan.
Untuk menghadapi musim hujan dan banjir, minyak telon, sabun, dan obat-obatan penunjang kesehatan lainnya pun dibagikan.
Kunjungan para putri, di sisi lain, juga membangkitkan harapan bagi Kania, seorang ibu yang menetap di bawah jembatan Jelambar.
Menurut Kania, kunjungan finalis Puteri Indonesia itu memberikan kebahagiaan tersendiri.
"Senanglah, bisa jadi contoh, biar anak saya kelak bisa meniru kakak-kakak ini bila sudah besar," tuturnya.
Kunjungan sosial itu disambut baik pula Rooestin Ilyas, Ketua Yayasan Nanda Dian Nusantara. Rooestin berharap siapa pun pemenang Puteri Indonesia 2015 bisa membantu mengurangi kemiskinan di Jakarta. (*/X-7)