Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
KASUS down syndrome di Indonesia cenderung meningkat. Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) pada 2010, kasus down syndrome pada anak usia 24 sampai 59 bulan sebesar 0,12%, kemudian meningkat menjadi 0,13% pada 2013, dan meningkat lagi menjadi 0,21% pada 2018.
Dibandingkan dengan anak-anak normal, anak-anak penyandang down syndrome memiliki risiko lebih tinggi terkait masalah kesehatan. Selama tahap perkembangannya, penyandang down syndrome juga dapat mengalami kemunduran dari sistem penglihatan atau kemampuan lain akibat tonus otot yang lemah.
Pendiri klinik ZAF Eye Care Zoraya Ariefia Feranthy, dr. SpM. menyatakan anak-anak penyandang down syndrome pada dasarnya tetap dapat tumbuh bahagia dan mengembangkan potensinya semaksimal mungkin. "Agar hal tersebut bisa terwujud, mereka harus mendapatkan dukungan dan perhatian yang maksimal serta kemudahan dalam menggunakan sarana atau fasilitas yang sesuai dengan kebutuhannya," ujarnya dalam keterangan resmi, Jumat (25/10).
Dalam rangka memperingati Hari Penglihatan Sedunia (World Sight Day) dan Bulan Peduli Down Syndrome yang diadakan setiap Oktober, klinik ZAF Eye Care at Lithea bekerja sama dengan Laulima menyelenggarakan bakti sosial pemeriksaan mata lengkap serta pemberian obat dan kacamata gratis untuk anak-anak penyandang down syndrome. Melalui Yayasan Potads (Persatuan Orangtua Anak Down Syndrome), bakti sosial ini diadakan pada Minggu (24/10) dan berlokasi di klinik ZAF Eye Care di Kemang, Jakarta Selatan.
Sehubungan juga dengan peringatan ulang tahun Potads ke-18, layanan pemeriksaan mata serta obat dan kacamata gratis pun diberikan kepada sebanyak 18 peserta anak-anak penyandang down syndrome. Dokter Zoraya menjelaskan bahwa bakti sosial ini untuk membantu anak-anak penyandang down syndrome dari keluarga kurang mampu agar mendapatkan akses pemeriksaan kesehatan mata.
"Karena kesehatan mata anak-anak penting untuk menunjang pendidikan, pengembangan bakat, bahkan status sosial yang tentu memengaruhi masa depan anak. Pemeriksaan mata secara rutin dapat mendeteksi dan mencegah berbagai penyebab kebutaan seperti glaukoma, katarak, kelainan refraksi, kelainan retina, dan sebagainya," lanjutnya dalam keterangan resmi, Jumat (25/10).
Dalam pelaksanaan bakti sosial untuk anak-anak penyandang down syndrome itu, pemeriksaan dilakukan oleh dokter Zoraya dan seorang dokter spesialis mata lain, dr Kianti Raisa Darusman, SpM(K), M.Med.Sci. Sebelumnya, ZAF Eye Care dan Laulima mengadakan webinar dengan tema Skrining Awal Ketajaman Penglihatan Penyandang Down Syndrome pada 17 Oktober lalu. Dokter Zoraya berharap serangkaian acara webinar dan bakti sosial dapat mendorong semangat anak-anak penyandang down syndrome untuk berkembang dengan baik seperti anak-anak pada umumnya.
ZAF Eye Care merupakan klinik mata yang telah berdiri sejak Juli 2021. Klinik ini menerapkan protokol kesehatan secara ketat, termasuk penerapan jadwal konsultasi dan pemeriksaan untuk pasien secara berjarak serta steril ruang dan peralatan secara berkala. Jadi, pasien tidak perlu cemas untuk berkunjung langsung ke klinik ZAF Eye Care at Lithea untuk memeriksa kondisi kesehatan mata. (OL-14)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved