Headline

Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.

Fokus

Sejak era Edo (1603-1868), beras bagi Jepang sudah menjadi simbol kemakmuran.

Biaya Berobat Naik 15% per Tahun

Ten/S-1
03/5/2016 09:40
Biaya Berobat Naik 15% per Tahun
(Direktur Operasional AXA Financial Indonesia Faustinus Wirasadi (kiri) bersama Direktur Keuangan AXA Charlie Limboro -- MI/Agus Mulyawan)

MENJAGA kesehatan lebih baik ketimbang mengobati penyakit apabila telah merasuki raga. Oleh karena itu, menjalani gaya hidup sehat akan menghindarkan kita dari jebakan biaya pengobatan yang meningkat signifikan setiap tahunnya.

Berdasarkan survei tren kesehatan yang dirilis To-wers-Watson Global Medical pada 2014, biaya pengobatan di Indonesia melonjak sekitar 11%-15% per tahun. Itu berarti, pengobatan penyakit kritis dapat menelan biaya hingga ratusan juta rupiah.

“Dengan menerapkan pola hidup baik untuk menghindari penyakit dan memiliki perlindungan kesehatan, kami berharap ma-syarakat Indonesia tidak mengalami problem keuangan yang berarti,” ujar Direktur Keuangan AXA Financial Indonesia Charlie Limboro dalam diskusi dengan awak media di Jakarta, kemarin.

Direktur Operasional AXA Financial Indonesia, Faustinus Wirasadi menambahkan perlindungan penyakit kritis merupakan kebutuhan yang terus meningkat. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan penyakit kritis akan menjadi pemicu tiga per empat kematian di dunia pada 2020. Sebanyak 71% karena penyakit jantung, 75% karena stroke, dan 70% karena diabetes menjadi penyebab kematian di negara-negara berkembang.

“Pada 2012, WHO mencatat penyakit jantung iskemik menempati posisi teratas penyebab kematian di dunia, yakni sebanyak 7,4 juta orang. Lalu diikuti stroke dengan 6,7 juta kematian, dan paru kronis di posisi ketiga dengan 3,1 juta,” papar Faustinus.

Selanjutnya, infeksi saluran pernapasan bawah (3,1 juta orang), kanker (1,5 juta), HIV/AIDS (1,5 juta), diare (1,5 juta), kecelakaan (1,3 juta), dan hipertensi (1,1 juta kematian).

Oleh karena itu, lanjut Faus­tinus, pihaknya memberikan layanan proteksi penyakit dan kondisi kritis mulai dari awal hingga akhir. “Proteksi mencakup 55 penyakit kritis tahap awal dan 56 kondisi kritis tahap akhir serta manfaat tambahan untuk 9 kondisi kritis seperti angioplasty, komplikasi diabetes, dan kondisi kritis katastropik.” (Ten/S-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya