Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
MENURUT data dari Asian Journal of Andrology, prevalensi disfungsi ereksi di usia 20 hingga 29 tahun cukup mengejutkan yakni 15,10% dan usia 30-39 tahun mencapa 29,60%. Hal tersebut tentu perlu diperhatikan solusi yang tepat dalam penanganannya.
Banyak cara yang dilakukan untuk mengatasi disfungsi ereksi (impotensi) yakni ketidakmampuan pria mendapatkan dan mempertahankan ereksi saat berhubungan seksual. Menurut Prof. Dr. apt. Syamsuddin, M.Biomed, seorang guru besar ahli Farmakologi Bahan Alam dari Universitas Pancasila, cara yang bisa dilakukan untuk menangani hal itu yakni dengan pengobatan alami.
Andrew McCullough, MD, Profesor Urologi Klinis di Universitas New York Langone Medical Center di New York City, mengatakan harus dipastikan terlebih dahulu tidak ada kondisi medis lain yang perlu dikhawatirkan sehingga pengobatan alami itu bisa dilakukan. Disfungsi ereksi disebabkan oleh aterosklerosis (gangguan pembuluh arteri), penyakit ginjal, penyakit pembuluh darah, penyakit syaraf, diabetes, obat-obatan tertentu, luka bedah, dan masalah psikologis.
Di tengah pandemi covid-19, berkaitan dengan gairah seksual pun mengalami dampak. Pandemi yang masuk tahun kedua sampai saat ini belum dapat dipastikan akhirnya dan masih berlangsung seihngga memicu stres dan cemas berlebihan yang berujung pada penurunan gairah seks. Menurut Sarah Melancon, PhD, sosiolog dan seksolog klinis, mengenai tidak tertarik pada seks selama krisis global merupakan hal yang wajar. Tak cuma pada wanita, dampak covid-19 pada kesehatan mental juga bisa menjadi faktor gangguan seks bagi sebagian pria.
Menurut pakar kesehatan Anthony Harris, MD, MBA, MPH, beban pikiran untuk bisa pulih pada pasien covid-19 juga berperan dalam menekan libido. Ada hubungan yang kuat dengan disfungsi ereksi dan psikologis dari covid-19. Meski sudah sembuh dari paparan covid-19, sebagian penyintas masih mungkin mengalami efek jangka panjang, termasuk disfungsi ereksi, penurunan gairah seks, serta tekanan psikologis lain yang tentu dapat menurunkan libido yang berujung pada masalah reproduksi.
Suatu studi menemukan bahwa pasien covid-19 yang dirawat di rumah sakit mengalami penurunan kadar testosteron yang signifikan serta berdampak lebih buruk terhadap pria. Diketahui, menurut Mayo Clinic, testosteron merupakan hormon penting yang berperan dalam perkembangan seksual pria dan produksi sel sperma. Dalam jurnal peer-review The Aging Male, para peneliti Turki menemukan pertama kali bahwa tingkat testosteron pasien covid-19 pria menurun drastis dan jauh berbeda jika dibandingkan dengan sebelum terkena.
Prof Selahittin Çayan yang merupakan Profesor Urologi di Fakultas Kedokteran Universitas Mersin menyatakan rata-rata jumlah testosteron menurun saat tingkat covid-19 meningkat. Meski penelitian ini harus dikembangkan dan dipastikan lebih lanjut, tetapi bukti testosteron dapat meredam respons kekebalan tubuh terhadap infeksi. Hormon testosteron diproduksi di kelenjar adrenal juga berfungsi meliputi kinerja anabolic steroid, pengaturan libido, energi, sistem kekebalan tubuh, perlindungan terhadap osteoporosis, dan mempertahankan protein.
Syamsuddin menawarkan lima bahan alami untuk menangani hal itu. "Menurut penelitian Hurip, 2016, yang meneliti evaluasi efek dari pasak bumi (Eurycoma longifolia radix), hasilnya kadar testosteron dapat meningkat secara nyata setelah mengonsumsinya selama 3 hari. Karenanya, pasak bumi dari beberapa kajian lain dapat menjadi afrodisiak, meningkatkan vitalitas tubuh, daya seksual dan dapat menguatkan paru-paru," ujarnya dalam keterangan resmi, Kamis (2/9).
Ada pula purwoceng (Pimpinella pruatjan radix). Penelitian yang dilakukan Lutfi, lanjut Syamsuddin, terkait pengaruh pemberian ekstrak rimpang purwoceng terstandar terhadap perilaku seksual tikus jantan galur wistar. Pengaruh pemberian ekstrak purwoceng terlihat menigkatkan aktivitas seksual tikus jantan. Manfaat purwoceng dapat meningkatkan libido, meningkatkan hormone testosterone, meningkatkan jumlah spermatozoid, dan menambah stamina.
Selanjutnya, Tribulus terrestris fructus. Dalam review artikel Tribullus terrestris oleh M. Akram, 2011, menyampaikan bahwa tribullus telah lama digunakan sebagai tonik dan afrodisiak dalam sistem pengobatan Yunani, India, dan Pakistan sebagai pengobatan untuk impotensi serta stimulan untuk meningkatkan gairah seksual dan kinerjanya. Tribullus dapat membantu meningkatkan libido, vitalitas tubuh, dan meningkatkan hasrat seksual.
Bahan alami lain yaitu jahe (Zingiber officinale rhizome). Menurut Moghaddasi, 2012, imbuh Syamsuddin, dalam pengobatan Arab, jahe digunakan sebagai afrodisiak yang dapat memperlancar peredaran darah, mengahangatkan tubuh, dan meningkatkan stamina. Terakhir, biji pinang (Areca catechu seed), yang menurut penelitian Anthikat, 2013, pemberian ekstrak biji pinang pada tikus jantan dengan dosis tertentu dapat menghasilkan peningkatan aktivitas seksual yang signifikan, juga diamati tanpa efek samping. Biji pinang dapat meningkatkan gairah seksual dan meningkatkan vitalitas.
Karena itu Syamsuddin bekerja sama dengan PT Natura Nuswantara Nirmala (Nucleus Farma) dalam menghasilkan Onogra yang mengandung ekstrak pasak bumi, purwoceng, Tribulus terrestris fructus, jahe, dan biji pinang. Menurutnya, cara kerja produk yang telah mengangtongi izin BPOM dan sertifikasi Halal MUI itu dengan merangsang produksi siklik guanosin monofosfat. Zat tersebut dapat merelaksasi otot-otot, sehingga arteri di alat vital melebar dan darah mengalir ke alat vital dengan mudah.
Baca juga: Pandemi, Dokter Sarankan Mengkonsumsi Jamu Harus Teratur
"Selain bukti empiris dari kandungan tersebut dapat berkhasiat sebagai afrodisiak, dilakukan juga kajian ilmiah dari jurnal kandungan aktif dari Onogra," tuturnya. Hasilnya, Onogra berkhasiat meningkatkan gairah seksual, mengencangkan kulit dan otot, menambah stamia dan vitalitas, memperlancar aliran darah, menambah kuat dan keras alat vital, memaksimalkan fungsi ereksi, mengatasi ejakulasi dini, dan memperbaiki kualitas sperma. (OL-14)
Kutus Kutus menghadirkan Sanga Sanga, dengan jargon "Sanga Sanga, Sing Ada Lawan".
Orang tua perlu mengetahui kapan sebaiknya anak diberikan obat herbal atau obat konvensional.
Jelita mesti waspada atas produk kesehatan yang mengaku berbahan dasar herbal yang berbahaya namun mengandung bahan kimia obat (BKO).
Kunyit mengandung kurkumin, yakni senyawa aktif yang dikenal memiliki manfaat antiradang dan antioksidan, yang bisa menjaga daya tahan tubuh.
Teh hijau atau Camellia sinensis merupakan sumber antioksidan epigallocatechin gallate (EGCG), yang terbukti memperkuat sistem kekebalan tubuh.
Kolaborasi itu mempertemukan dunia akademik, terutama hasil riset herbal dan kosmetika UGM, dengan industri.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved