Headline

Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.

Fokus

F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.

Hapus Kesenjangan Gender

Puput Mutiara
22/4/2016 03:40
Hapus Kesenjangan Gender
(MI/Adam Dwi)

PERJUANGAN kaum perempuan untuk bisa memperoleh hak dan kesetaraan dengan laki-laki belum membuahkan hasil maksimal. Hal itu terlihat dari masih tingginya kesenjangan indeks pembangunan gender (IPG) di beberapa daerah di Indonesia.

Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Menteri PP dan PA) Yohana S Yembise mengatakan bahwa saat ini Provinsi DKI Jakarta memiliki IPG tertinggi dengan nilai 94,60. Angka itu sangat jauh jika dibandingkan dengan Provinsi Papua yang memiliki IPG terendah, yaitu 78,57.

“Kalau kesenjangan itu tidak kita atasi segera, target planet 50:50 atau kesetaraan laki-laki dan perempuan yang dicanangkan PBB pada 2030 sulit tercapai,” ujarnya saat Coffee Morning Memperingati Hari Kartini di Jakarta, Kamis (21/4).

Meskipun demikian, menurut dia, dalam kurun 2010-2014, telah terjadi peningkatan nilai IPG yang cukup signifikan di beberapa wilayah. Terutama Indonesia bagian timur seperti, Maluku Utara (3,50), Nusa Tenggara Barat (3,49), termasuk Papua (4,64).

Lebih lanjut, prog­ram pemberdayaan perempuan lintas kementerian/lembaga (K/L) diharapkan mampu meningkatkan IPG tiap daerah. Dengan be­gitu, nanti tidak ada lagi kesenjangan gender apalagi sam­pai pada kekerasan terhadap perempuan.

Dengan demikian, tambahnya, pemerintah saat ini mewajibkan setiap kementerian membuat program responsif gender. Kementerian PP-PA mengalokasikan dana untuk pemberdayaan perempuan sebesar Rp203,9 miliar atau 34% dari total anggaran pendapatan belanja negara (APBN) 2016.

Secara terpisah, Deputi Bidang Koordinasi Perlindungan Perempuan dan Anak Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) Sujatmiko menyebutkan ada upaya penyinkronan program lintas K/L. “Kita sedang petakan program-program yang ada di setiap K/L terkait dengan pemberdayaan perempuan.”


Kesehatan ibu hamil

Dari Kantor Kemensos, Salemba, pada peringatan Hari Kartini, Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa mengajak jajarannya mengoreksi secara kritis diri sendiri dan meningkatkan derajat kesehatan ibu hamil.

“Peringatan Hari Kartini ja­ngan hanya seremonial. Namun, dimaknai membangun kepedulian terutama kepada rakyat kecil dan bagaimana para perempuan bisa mandiri secara ekonomi,” ujar Mensos seusai melantik pejabat eselon IV di Gedung Aneka Bhakti.

Kartini meninggal pada usia muda karena komplikasi saat bersalin. Oleh karena itu, derajat kesehatan para perempuan dan ibu hamil mesti menjadi perhatian semua elemen bangsa.

“Refleksi kritis bagi kita semua bahwa upaya peningkatan derajat kesehatan ibu hamil, terutama saat proses persalinan menjadi sangat penting,” katanya. “Menurunkan angka kematian ibu hamil berarti menaik­kan derajat kesehatan saat proses persalinan, salah satunya melalui Program Keluarga Harapan (PKH),” tambahnya.

Pada bagian lain, Plt Ketua Umum PGRI Unifah Rasidi mengatakan spirit Kartini yang paling penting ialah guru yang sebagian besar perempuan saat ini bukan lagi mengejar kesetaraan.

‘‘Guru perempuan, bukan hanya mendidik anak biologisnya, tetapi anak bangsa yang akan menentukan masa depan negara kita,” kata Unifah. (Try/Bay/H-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Msyaifullah
Berita Lainnya