Headline

Dalam suratnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan masih membuka ruang negosiasi.

Fokus

Tidak semua efek samping yang timbul dari sebuah tindakan medis langsung berhubungan dengan malapraktik.

Pemerintah Tingkatkan Testing dan Tracing hingga Empat Kali Lipat per Hari Ini

Ferdian Ananda Majni
02/7/2021 07:39
Pemerintah Tingkatkan Testing dan Tracing hingga Empat Kali Lipat per Hari Ini
Petugas melakukan tes usap (swab test) antigen kepada wartawan Kota Solo di Klinik Bhayangkara Polresta Solo, Jawa Tengah.(ANTARA/Maulana Surya)

MENGHADAPI lonjakan kasus covid-19 yang kian meningkat, Kementerian Kesehatan akan memperkuat pelaksanaan 3T yakni Testing, Tracing, dan Treatment, terutama di daerah yang tingkat penularan kasusnya tinggi.

Oleh karenanya, Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin meminta jajaran di daerah untuk meningkatkan pengetesan dan pelacakan hingga 3-4 kali lipat dari yang dilakukan saat ini.

Guna mencapai target, tentunya setiap kabupaten/kota telah ditetapkan target harian yang harus dikejar yakni sesuai dengan guidance WHO.

Baca juga: Menkes Janjikan Pasien Isoman Bisa Akses Layanan Telemedicine

“Kita akan meningkatkan testing dan tracing kita, 3 sampai 4 kali lipat dari yang ada sekarang, seperti di negara-negara lain yang sedang naik tinggi kasusnya,” kata Budi dalam keterangan resmi, Jumat (2/7).

Apalagi, saat ini, kapasitas testing harian di Indonesia sekitar 100 ribu kasus per hari. Dengan target itu, maka capaian testing per hari bisa mencapai 400 ribu kasus.

"Kita bisa mengharapkan mungkin dari sekitar 100-an ribu sekarang, kita bisa naikkan menjadi 400-500 ribu testing per hari. Jadi banyak daerah-daerah, klaster-klaster yang sudah tinggi positivity rate-nya kita harus naikkan itu sampai 15 kali lipat atau 15 tes per 1.000 populasi per minggu,” sebutnya.

Tidak hanya peningkatan kapasitas, prioritas pengetesan juga akan diperbaiki yaitu untuk pengetesan epidemiologis bukan untuk penapisan atau syarat perjalanan.

“Jadi benar-benar kita kejar suspect dan kontak eratnya, bukan yang skrining dia mau masuk ke mana, mau jalan ke mana, tapi benar-benar khusus untuk testing epidemiologi karena ini yang dibayar oleh negara,” jelasnya.

Untuk pelacakan juga akan diperketat. Seluruh kontak erat dari kasus terkonfirmasi positif harus dikarantina sampai hasil tes menyatakan negatif agar tidak menjadi sumber penularan di tengah masyarakat.

Untuk keperluan pelacakan, pemerintah daerah boleh menggunakan pemeriksaan swab PCR maupun RDT antigen. RDT antigen diutamakan bagi daerah yang alat diagnosisnya terbatas, sehingga hasilnya bisa diketahui lebih cepat dan tes dapat dilakukan secara masif sehingga dapat mempercepat tracing.

“Target kita hasil testing harus keluar dalam waktu 24 jam, kalau PCR tidak bisa keluar 24 kita pakai rapid antigen,” terangnya.

Selanjutnya, pemerintah akan memastikan pasien yang dirawat di rumah sakit hanyalah pasien yang memiliki gejala sedang sampai berat. Hal ini bertujuan agar pasien yang tidak bergejala tidak akan terekspos virus di rumah sakit.

“Jadi masyarakat tidak usah panik, kalau tidak ada sesak nafas, kalau saturasi oksigennya masih di atas 95%, kalau tidak ada komorbid, lebih baik dirawat di rumah kalau dia positif, atau dirawat di isolasi terpusat seperti di Wisma Atlet,” lanjutnya.

Tentunya pemerintah terus berupaya memastikan ketersediaan pasokan oksigen di seluruh rumah sakit di Pulau Jawa dan memastikan manajemen di setiap rumah sakit berjalan dengan baik.

“Kita juga akan memastikan oksigen akan kita rapikan supply dan demand untuk seluruh rumah sakit di Jawa. Kita akan monitor ketat ini,” tegasnya.

Selain itu, pemerintah akan mengeluarkan aturan mengenai telemedicine untuk daerah-daerah yang memiliki tekanan kasus sangat tinggi seperti Jakarta, sehingga kesehatan para pasien yang sedang diisolasi secara mandiri dapat selalu terpantau oleh para dokter.

Khusus untuk daerah dengan sebaran kasus tinggi, pemerintah juga telah menyediakan tempat isolasi terpusat seperti Wisma Nagrak, Rusun Pasar Rumput, dan Asrama Haji yang kapasitasnya sama dengan Wisma Atlet.

“Jadi kita sudah ada dua kali kapasitas Wisma Atlet yang sekarang sudah siap,” tutur Budi.

Kemudian, terkait vaksinasi, pemerintah akan mempercepat vaksinasi terutama untuk daerah zona merah. Pemerintah akan mengarahkan jatah vaksin yang diperoleh untuk daerah-daerah tersebut.

“Kita akan percepat vaksinasinya diharapkan bulan ini dan bulan depan 70%, kita targetkan sudah divaksinasi untuk daerah-daerah yang zona merah tadi,” pungkasnya. (OL-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya