Headline

. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.

Fokus

Penurunan permukaan tanah di Jakarta terus menjadi ancaman serius.

Penelitian: Gaya Hidup Mager akan Perparah Infeksi Covid-19

Basuki Eka Purnama
14/4/2021 13:04
Penelitian: Gaya Hidup Mager akan Perparah Infeksi Covid-19
Tenaga kesehatan merawat pasien covid-19 di rumah sakit.(AFP)

MINIMNYA olahraga ternyata menyebabkan gejala covid-19 semakin parah dan meningkatkan risiko meninggal dunia. Hal itu terungkap dalam penelitian terhadap hampir 50 ribu orang yang terinfeksi virus korona tersebut.

Orang yang malas gerak (mager) selama dua tahun sebelum pandemi lebih rentan harus dirawat di rumah sakit, masuk ke ruang perawatan intensif, atau bahkan meninggal dunia jika tertular covid-19. Hal itu terungkap dalam penelitian yang dirilis di British Journal of Sports Medicine, Selasa (13/4).

Sebagai risiko bagi penyakit covid-19, minimnya aktivitas melewati usia tua dan sejarah transplantasi organ, ungkap penelitian itu.

Baca juga: 40 Anggota DPR Sumbang Darah Untuk Kelanjutan Vaksin Nusantara

"Bahkan dibandingkan faktor risiko lainnya seperti merokok, obesitas, dan hipertensi, tidak aktif secara fisik adalah faktor risiko tertinggi tertular covid-19," ungkap penulis penelitian itu.

Kondisi yang selama ini dianggap akan menyebabkan keparahan pada pasien covid-19 adalah usia lanjut, berjenis kelamin laki-laki, menderita diabetes, obesitas, atau gangguan jantung.

Hingga saat ini, gaya hidup mager tidak masuk dalam faktor risiko.

Untuk mengetahui apakah mager meningkatkan keparahan infeksi covid-19, risiko dirawat di rumah sakit, masuk ke ruang perawatan intensif, atau kematian, peneliti melihat apa yang dialami oleh 48.440 orang dewasa yang terinfeksi covid-19 antara Januari dan Oktober 2020 di Amerika Serikat (AS).

Usia rata-rata responden adalah 47 tahun dengan tiga dari lima berjenis kelamin perempuan. Rata-rata body mass index mereka adalah 31, di atas ambang ke arah obesitas.

Separuh dari responden tidak memiliki penyakit penyerta seperti diabetes, paru-paru kronis, gangguan jantung atau ginjal, serta kanker. Sebanyak 20% memiliki salah satu dari penyakit itu dan lebih dari 30% memiliki dua atau lebih.

Seluruh pasien itu melaporkan aktivitas fisik mereka setidaknya sebanyak tiga kali antara Maret 2018 dan Maret 2020.

Sekitar 15% mengaku inaktif (beraktivitas fisik antara 0-10 menit per pekan), hampir 80% mengaku melakukan sedikit aktivitas fisik (11-149 menit per pekan), dan 7% melakukan aktivitas fisik sesuai aturan nasional AS (lebih dari 150+ menit per pekan).

Setelah memeriksa perbedaan berdasarkan ras, usia, dan kondisi medis, pasien covid-19 yang inaktif ternyaka dua kali lipat lebih mungkin dirawat di rumah sakit ketimbang mereka yang aktif.

Mereka yang mager juga 73% lebih mungkin harus dirawat di ruang perawatan intensif dan 2,5 kali lebih mungkin meninggal dunia akibat covid-19.

Meski penelitian ini kuat secara statistik, penelitian ini sangat tergantung pada pengakuan responden sehingga memiliki potensi bias. (AFP/OL-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik