Headline

Koruptor mestinya dihukum seberat-beratnya.

Fokus

Transisi lingkungan, transisi perilaku, dan transisi teknologi memudahkan orang berperilaku yang berisiko.

Kemendikbud Gelar Festival Musik Tradisi Anak di Sulawesi Tengah

Metrotvnews.com
11/4/2016 00:35
Kemendikbud Gelar Festival Musik Tradisi Anak di Sulawesi Tengah
(Ilustrasi--MI/IWAN KURNIAWAN)

KEMENTERIAN Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) akan menggelar kegiatan musik bagi anak-anak. Acara tersebut bertajuk Festival Nasional Musik Tradisi 2016.

Festival ini rencananya digelar di Pantai Kayuburu, Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah, pada 22-23 April mendatang. Lokasi acara sama dengan diadakannya Sail Tomini yang digelar pada 2015 lalu.

“Mengapa diadakan di sana? Saya kira ini ada kaitannya dengan keinginan untuk mengembangkan daerah karena semangat dari pemerintah saat ini untuk membangun Indonesia dari pinggiran. Perlu juga kegiatan-kegiatan nasional diselenggarakan di daerah agar semua ini juga punya rasa agar menjadi bagian dari Indonesia ini,” ungkap Dirjen Kebudayaan Kemendikbud Hilman Farid dalam rilis, Minggu (10/4).

Ditjen Kebudayaan Kemendikbud mengusung tema ‘Semarak Nada Indonesia’ dalam festival musik ini. Harapannya, musik-musik tradisional dari berbagai wilayah di Indonesia mempunyai eksistensi kembali melalui sentuhan anak-anak. Sebab, dalam era teknologi ini musik-musik tradisi mulai dilupakan.

Sekitar 400-an anak berusia 8-12 tahun dari 34 provinsi akan meramaikan acara ini. Mereka akan membawakan lagu-lagu dari daerah masing-masing dengan berbagai aransemen yang mereka ciptakan. Festival ini, jelas Hilmar, merupakan program yang bergulir setiap tahunnya di Ditjen Kebudayaan Kemendikbud sejak 1970.

“Festival ini untuk mengumpulkan bukan hanya bakat, tapi juga hasil kerja anak-anak yang ingin merawat tradisi melalui kesenian. Festival seperti ini sebenarnya sudah berlangsung cukup lama dan sudah membuktikan bahwa begitu banyak potensi yang sebetulnya ada di dalam produksi merawat kesenian. Ini momen untuk mengumpulkan semua bakat dan juga hasil kerja keras dalam bentuk festival,” jelas Hilmar.

“Kalau biasanya Indonesia dalam bayangan orang adalah Jakarta, sekarang diadakan di Parigi Moutong, justru untuk memberikan rasa itu. Dengan begitu anak-anak berprestasi dari 34 provinsi ini juga bisa mengalami Indonesia secara konkrit,” lanjut Hilmar.

Kegiatan festival itu pun merupakan salah satu strategi penciptaan rasa seni yang kekinian dalam mendayagunakan kekayaan dan kemajemukan musik tradisi yang sudah ada. Masyarakat, khususnya anak-anak, diharapkan tidak lupa bahwa Indonesia merupakan Negara yang kaya akan seni dan budaya. Acara ini adalah bentuk pelestarian sekaligus perwujudan kecintaan terhadap tanah air.

“Kalau dari anak-anak langsung ikut mengalami, merasakan, pembentukan ini. Rasa awal itu. Sehingga betul-betul menjadi bagian dari hidupnya. Itu yang diharapkan,” jelas Hilmar.

Pengajar lepas di Institut Kesenian Jakarta tersebut mengatakan, pada dasarnya ada cukup banyak program dari Ditjen Kebudayaan Kemendikbud untuk meningkatkan kecintaan terhadap seni dan budaya, khususnya bagi anak-anak. Hilmar menyebut bahwa kesenian dan kebudayaan tidak terlepas dari sistem pendidikan di Indonesia.

“Sehingga mestinya sejak awal anak-anak diperkenalkan pada gagasan bahwa kesenian itu sebuah jaminan hidup,” tuturnya.

Festival musik seni anak ini akan dilombakan bagi para pesertanya. Setiap provinsi akan mengirimkan satu kelompok untuk mewakili daerah masing-masing. Dalam pelaksanaannya, kegiatan ini bersifat selebrasi namun tetap dalam pengamatan dan penilaian yang bertujuan untuk memotivasi para penampil dalam meningkatkan kualitas pertunjukan musik yang akan dimainkan di masa mendatang.

Acara ini juga melibatkan para pakar dalam bidangnya yang akan memberikan penilaian terhadap penampilan peserta, seperti Purwacaraka, Jabatin Bangun, Frans Sartono, dan Suhendi Apriyanto. Sedangkan beberapa aspek yang menjadi penilaian para pengamat tersebut antara lain meliputi originalitas dan keutuhan karya, ide dan kreativitas, serta totalitas penampilan yang dibawakan.

Selain bertujuan untuk mendokumentasikan dan memetakan perkembangan musik tradisi di seluruh Indonesia, diharapkan kegiatan Festival Nasional Musik Tradisi 2016 ini dapat dijadikan sebagai wahana pewarisan musik tradisi, dan hiburan yang sehat, edukatif, serta bernilai kultural bagi anak-anak Indonesia.

“Yang paling penting setelah kegiatan ini selesai, hasilnya dikonsolidasi. Kalau 34 provinsi ini punya komitmen untuk mengembangkan jalan menuju pengembangan anak-anak ini maka akan terbuka,” tutup Hilmar. (MTVN/OL-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik