Headline
Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.
Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.
Sejak era Edo (1603-1868), beras bagi Jepang sudah menjadi simbol kemakmuran.
GEREJA Kristen Setia Indonesia (GKSI) sejak 1988 mengintegrasikan pelayanan spiritual dengan jasmani. Itu sebabnya, ketika memulai pelayanan di daerah terpencil, GKSI tidak hanya membawa serta pendeta saja, melainkan juga tenaga pengajar dan perawat sebagai wujud pelayanan kepada masyarakat.
"Karena itu bukti nyata kontribusi kami kepada Tuhan dan negara," terang Dewan Pertimbangan Badan Pengurus Sinode (BPS) GKSI Edison Jama saat ditemui dalam perayaan Paskah GKSI di Jakarta, kemarin (10/4).
Selain itu, lanjut Edison, GKSI yang bekerja sama dengan Sekolah Tinggi Teologi (STT) Setia turut mengajak putra-putri daerah untuk dididik di Jakarta. Hal tersebut bertujuan untuk membekali putra daerah agar dapat menjadi gembala di daerah mereka nantinya.
Kegiatan yang telah dilaksanakan lebih dari 25 tahun itu tercatat telah melahirkan lebih dari ribuan mahasiswa dan pendeta yang melayani di pedalaman. "Dan Puji Tuhan, masyarakat dan pemerintah menyambut niatan kami, karena memang yang kami datangi adalah daerah terpencil yang sudah beragama Kristen," ucap Pendeta Filmon Berek yang juga merupakan kader GKSI saat ditemui dalam kesempatan yang sama.
Meski demikian, Filmon menegaskan pelayanan kepada masyarakat pedalaman dilakukan tanpa paksaan. Itu pula sebabnya, dia menolak apabila yang dilakukan GKSI merupakan bentuk kristenisasi.
Ajang Paskah bersama hari ini pun menjadi salah satu upaya penguatan dari jemaat dan mahasiswa STT Setia dalam kehadiran mereka melayani masyarakat pedalaman.
Dalam ibadah yang diikuti anggota jemaat GKSII se-Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, dan Banten tersebut, Mangapul Sagala yang bertindak sebagai Pelayan Firman meminta agar pelayanan yang dibawa oleh setiap masyarakat selalu dapat menghadirkan perubahan di tatanan masyarakat. Bahkan, di kawasan terpencil sekali pun.
"Karena kita memang didirikan untuk melayani jemaat yang berada di kawasan tersebut. Jadi tetap harus bersatu," ucap Mangapul.
Sementara itu, Bendahara Umum Sinode GKSI Yane H Keluanan menyatakan buah dari pelayanan GKSI ke depannya adalah dalam wujud kader dan Gereja di pedalaman. Karena itu, untuk menjangkau lokasi tersebut perlu dilakukan kerja sama dengan STT Setia. Pasalnya, STT Setia sendiri memiliki akses yang dapat menjangkau lokasi tersebut sejak 1987.
"Itu sebabnya kami dan STT Setia ini saling bersisian," tukasnya. (Ric/OL-5)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved