Headline
Sebaiknya negara mengurus harga barang dulu.
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebutkan gempa tektonik magnitudo 5,5 yang mengguncang barat laut Melonguene, Sulawesi Utara, adalah gempa dangkal akibat subduksi Sangihe dan Talaud.
"Memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa dangkal akibat adanya aktivitas subduksi Sangihe-Talaud," ujar Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Bambang Setiyo Prayitno MSi dalam rilis yang dibagikan BMKG Sulut, Kamis (1/4).
Baca juga: BMKG Peringatkan Hujan Lebat Angin Kencang di Sejumlah Daerah
Berdasarkan hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa lindu tersebut memiliki mekanisme pergerakan mendatar (strike slip).
"Guncangan gempa bumi ini dirasakan di Tahuna dan Siau II MMI . Getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang," ujarnya.
Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa tersebut.
Sementara itu, dari pemodelan menunjukkan bahwa gempa ini tidak berpotensi tsunami dan hingga pukul 17.40 WIB belum menunjukkan adanya aktivitas gempa bumi susulan (aftershock).
BMKG merekomendasikan masyarakat agar tetap tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
"Hindarilah bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa. Periksalah dan pastikan bangunan tempat tinggal cukup tahan gempa ataupun tidak mengalami kerusakan yang dapat membahayakan kestabilan bangunan sebelum kembali ke dalam rumah," harapnya.
Masyarakat juga diharapkan memastikan informasi resmi hanya bersumber dari BMKG yang disebarkan melalui kanal komunikasi resmi yang telah terverifikasi.
Pukul 17.12.28 WIB wilayah Kepulauan Talaud diguncang gempa tektonik dengan magnitudo 5,5.
Episenter gempa bumi (update) terletak pada koordinat 3,53 LU dan 126,70 BT atau berlokasi di laut pada jarak 62 kilometer arah Selatan Kota Melonguane, Kabupaten Kepulauan Talaud, Sulawesi Utara pada kedalaman 80 kilometer. (Ant/H-3)
Gunung Krasheninnikov di Kamchatka, Rusia, meletus untuk pertama kalinya sejak 1550, hanya beberapa hari setelah gempa bumi magnitudo 8,8.
BNPB mengimbau pemerintah daerah dan masyarakat di wilayah pesisir untuk tetap meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi gempa dan tsunami yang dapat terjadi kapan saja.
Gempa bumi di Kendal tersebut merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat adanya aktivitas sesar aktif, sehingga guncangan dirasakan di daerah Kendal.
Google berhasil mengubah lebih dari 2 miliar ponsel pintar Android menjadi jaringan peringatan dini gempa bumi yang efektif.
Pemerintah Jepang hingga saat ini masih belum mengakhiri peringatan tsunami imbas gempa Rusia dengan magnitudo 8,8 yang terjadi pada Rabu, 30 Juli 2025.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), pada Rabu (30/7) malam, resmi mengakhiri peringatan tsunami yang sebelumnya dikeluarkan pascagempa Kamchatka di Rusia.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi hujan dengan intensitas ringan akan mengguyur sebagian wilayah ibu kota pada hari ini, Senin 4 Agustus 2025.
Untuk kota-kota besar di Indonesia, akan mengalami potensi berawan tebal, hujan ringan, hujan sedang, hingga hujan disertai petir
BMKG rilis prakiraan cuaca 3 Agustus 2025, peringatkan cuaca ekstrem, hujan lebat di Jawa, Sulawesi, dan gelombang tinggi di Samudera Hindia. Cek detailnya!
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) merilis prakiraan cuaca, periode Sabtu 2 Agustus 2025.
BMKG telah merilis update prakiraan cuaca hari ini, Sabtu 2 Agustus 2025, yang mencakup peringatan dini cuaca ekstrem di berbagai wilayah Indonesia.
BMKG menyebut hujan dengan intensitas sedang hingga lebat berpotensi terjadi disertai kilat/petir serta angin kencang.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved