Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Soal UN SMP sudah 90%

Syarief Oebaidillah
09/4/2016 00:00
Soal UN SMP sudah 90%
(Dok. MI)

UJIAN nasional (UN) jenjang SMP dan madrasah sanawiah (MTs) sederajat saat ini telah memasuki masa persiapan pelaksanaan. Secara nasional itu akan digelar serentak pada 9-12 Mei.

“Persiapan UN SMP dan MTs sederajat masih berjalan. Adapun penyusunan soal UN pensil dan kertas atau UNPK sudah di atas 90%, sedangkan persiapan UN berbasis komputer (UNBK) akan ada simulasi pertengahan April dan geladi bersih akhir April mendatang,” papar Kepala Pusat Penilaian dan Pendidikan (Puspendik) Balitbang Kemendikbud Nizam saat dihubungi Media Indonesia, Jumat (8/4) sore.

Nizam menjelaskan jumlah peserta UNPK SMP/MTs sederajat mencapai 4.052.088 siswa yang tersebar di 52.630 sekolah. Peserta UN paket B sebanyak 62.242 siswa (pada 5.757 sekolah) dan peserta UN SMP luar biasa (SMP-LB) 2.242 siswa di 696 sekolah, sedangkan peserta UNBK SMP/MTs sebanyak 156.320 siswa di 984 sekolah.

Meski begitu, tambah Nizam, jumlah peserta UNPK dan UNBK tersebut masih bisa berubah karena terdaftar sekitar 300 sekolah internasional atau sekarang disebut satuan kerja sama pendidikan (SKP) yang keikutsertaan mereka pada UN tahun ini masih didata.


Pungutan UN

Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI), kepada pers, kemarin, melaporkan jika dibandingkan dengan 2011-2014 di saat UN masih menjadi penentu kelulusan, jumlah laporan pada 2015 dan 2016 terbilang menurun drastis dari jumlah laporan atau pengaduan yang masuk.

Posko yang dibuka sejak 1 April 2016 pada hari kedua menerima enam laporan yang berasal dari Indramayu, Jakarta, dan Surabaya. Posko FSGI mengklarifikasi jenis laporan penga­duan UN pada hari ketiga, antara lain menemukan pungutan yang dilakukan Musyawarah Kerja Kepala Sekolah di Indramayu, Jawa Barat, yang diduga terkait dengan pelaksanaan UN 2016 sebesar Rp23.200.000 per sekolah.

Sekjen FSGI Retno Listiyarti meng­ungkapkan pelapor menyertakan bukti kuitansinya. “Padahal, Kemendikbud telah melarang pungutan dalam UN,” tegasnya.

Laporan pungutan serupa juga terjadi di Kota Surabaya, yaitu Rp122.000 per siswa. Di Jakarta juga ada pungutan terkait dengan UN sebesar Rp27.000 per siswa. “Semua pungutan di tiga daerah tersebut dilakukan secara diam-diam dan kesepakatan di bawah tangan dengan alasan untuk mengatasi pembiayaan pelaksanaan UN karena dana yang diberikan pemerintah tidak mencukupi,” ungkapnya.
Selain itu, terdapat laporan dari beberapa siswa di beberapa daerah yang menyatakan soal UNPK dan UNBK sama persis.

UNPK sudah selesai sejak Rabu (6/4), sedangkan UNBK masih berlangsung hingga Selasa (12/4). Dengan begitu, FSGI menengarai siswa peserta UNBK lebih diuntungkan karena para siswa yang sekolah mereka menggunakan UNPK dan berteman dengan para siswa peserta UNBK dapat saling membicarakan soal yang dikerjakan siswa peserta UNPK.

Dia mengingatkan, pada Senin (11/4) dan Selasa (12/4), masih akan diselenggarakan UNBK untuk mata pelajaran fisika, ekonomi, dan bahasa Inggris.

“Sementara itu, tiga mata pelajaran tersebut sudah selesai diujikan bagi siswa peserta UNPK,” pungkas Retno. (H-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Msyaifullah
Berita Lainnya