Headline

Presiden Prabowo berupaya melindungi nasib pekerja.

Fokus

Laporan itu merupakan indikasi lemahnya budaya ilmiah unggul pada kalangan dosen di perguruan tinggi Indonesia.

Pengamat: Pendidikan Butuh Cetak Biru bukan Peta Jalan

Ilham Pratama Putra
10/3/2021 10:40
Pengamat: Pendidikan Butuh Cetak Biru bukan Peta Jalan
Guru mengecek suhu tubuh siswa saat memasuki SD N Simbangdesa 1, Tulis, Kabupaten Batang, Jawa Tengah, Selasa (9/3/2021)(ANTARA/Harviyan Perdana Putra)

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) tengah merancang peta jalan pendidikan Indonesia 2020-2035. Namun menurut pengamat pendidikan, Indra Charismiadji, istilah peta jalan tersebut kurang tepat.
 
"Kemendikbud membuat peta jalan. Saya tidak cocok dengan istilah peta jelan. Kalau peta jalan sudah ada tujuannya. Kalau cetak biru, tergantung kemampuan kita," ujar Indra dalam Focus Grup Discussion dalam siaran YouTube TVUPI, Selasa, (9/3).
 
Untuk itulah dia menggunakan istilah cetak biru. Indonesia menurutnya butuh rancangan tetap dalam pembangunan pendidikan, bukan mengejar titik tertentu seolah melihat peta.

Baca juga: Sentra Vaksin Bersama di Istora Senayan Prioritas untuk Lansia

"Bagaimana kita membangun kalau tidak punya cetak biru. Kalau kita mau bangun rumah mampunya satu lantai ya itu punya kita. Itulah kenapa saya setuju pakai istilah cetak biru," sambung dia.
 
Direktur Pendidikan Vox Populi Institute Indonesia itu menyatakan, selagi cetak biru belum ada, maka pelaksanaan program pendidikan tidak pernah kelihatan hasilnya. Membangun pendidikan menurutnya adalah bagian proses yang didasari rancangan.
 
"Kalau kita gunakan teori yang namanya kognisi itu kan sebuah proses. Harusnya cetak birunya itu dari sebuah proses, kalau kita punya program pendidikan ya jangan pakai episode. Episode-episode itu bukan proses," jelas Indra.
 
Pun kata dia, saat cetak biru pendidikan dijalankan, maka yang melakukan pengawalan haruslah orang yang tepat. Dalam hal ini, dia menyatakan guru yang berkompetenlah yang dapat mengawal proses pembangunan dunia pendidikan tersebut.
 
"Pemilihan orang-orangnya, pendidik itu yang berarti harus dibangun. Pendidikan ini harus dikelola secara serius, tidak bisa dianggap enteng, disepelekan," tutup Indra. (H-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : HUMANIORA
Berita Lainnya