Headline

Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.

Fokus

Sejumlah negara berhasil capai kesepakatan baru

Presiden: Keluarga adalah Tiang Negara

Andhika Prasetyo
28/1/2021 11:24
Presiden: Keluarga adalah Tiang Negara
Presiden Joko Widodo(MI/Youtube Sekretariat Presiden)

KELUARGA adalah tiang negara. Jika seluruh keluarga di Tanah Air memiliki hidup yang berkualitas, Indonesia pun akan menjadi negara maju, unggul dan sejahtera.

Hal itu diungkapkan Presiden Joko Widodo saat membuka Rapat Koordinasi Nasional Kemitraan Program Bangga Kencana 2021 di Istana Negara, Jakarta, Kamis (28/1).

Dalam sepuluh hingga dua puluh tahun ke depan, keluarga di Indonesia akan didominasi kaum muda, generasi yang produktif. Bonus demografi pun akan terjadi pada masa-masa tersebut.

Baca juga: Wakaf Uang Hanya Diinvestasikan untuk Produk Keuangan Syariah

"Mayoritas penduduk Indonesia ke depan adalah generasi muda. Generasi muda yang baru berkeluarga dan akan berkeluarga. Pada 2025, 2030, dan 2035 akan muncul bonus demografi. Ini yang harus kita semua tahu. Kita harus siapkan betul karena di tangan merekalah nasib Indonesia ke depan," ujar Jokowi.

Berkaca dari hal tersebut, Presiden pun menginstruksikan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) melakukan pendekatan yang berbeda dalam upaya meningkatkan kualitas keluarga di masa depan.

Lembaga tersebut dituntut menerapkan metode penyampaian informasi yang kekinian demi mengimbangi kehidupan yang dijalani para keluarga muda.

"BKKBN beserta seluruh jajaran dari pusat sampai ke desa harus memiliki strategi yang berbeda dalam melakukan pendampingan dan pemberdayaan karena kelompok sasarannya adalah generasi muda yang lebih berkarakter digital. Semua punya gawai, semua aktif di media sosial. Metode komunikasi BKKBN juga harus berubah. Gunakan media-media yang relevan sehingga pesan-pesan itu sampai ke sasaran yang kita inginkan," jelas mantan Wali Kota Solo itu.

Tidak hanya perubahan metode penyampaian, kepala negara juga meminta adanya pembaruan dari sisi substansi yang disampaikan.

Sosialisasi, sambung Jokowi, jangan hanya berkutat pada informasi terkait jumlah anak dan jarak antarkelahiran.

Yang lebih penting dari itu adalah bagaimana membangun ketahanan keluarga secara utuh dalam berbagai bidang baik kesehatan, ekonomi, pendidikan anak, dan kebahagiaan keluarga.

"Informasi soal penanganan gizi, kualitas sanitasi, kualitas lingkungan, akses pendidikan, akses kesehatan, sumber pendapatan, itu semua yang harus dikedepankan," tandasnya. (OL-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya