Headline
Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.
Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.
DENGAN terus meningginya jumlah kasus covid-19 di Tanah Air, Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) meminta agar alat pendeteksi covid-19 melalui embusan napas buatan Universitas Gadjah Mada (UGM) GeNose C19 segera diproduksi.
“Ini harus diambil langkah cepat. Kita kasih limit satu bulan ini perushaan mana yang bisa produksi karena saya pikir alat ini cukup bagus. Jadi, mohon diprioritaskan,” tegas Wakil Ketua Komisi IX DPR RI Nihayatul Wafiroh ketika dihubungi Media Indonesia, kemarin.
GeNose C19 mampu mendeteksi virus korona dalam waktu 80 detik lewat volatile organic compound (VOC) yang terbentuk melalui hembusan napas ke dalam kantong khusus. Selanjutnya, virus diidentifikasi melalui sensor. Datanya kemudian diolah dengan bantuan kecerdasan artifisial.
DPR meminta pemerintah membuktikan keberpihakannya terhadap GeNose C19 dengan mendukung inovasi anak bangsa ini hingga tersebar luas ke pelosok daerah. “Ini portofolio bagus dan supaya kita tidak banyak impor dari luar,” serunya.
Sebelumnya, dalam rapat kerja bersama DPR pada Kamis (14/1), Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan pihaknya telah mengeluarkan izin edar untuk produk GeNose C19. Ia berharap, GeNose dapat diproduksi pada Januari 2021 ini.
Namun demikian, produksi tersebut terkendala karena GeNose merupakan karya perguruan tinggi yang tidak memiliki kapasitas produksi sendiri.
Tingkatkan performa
Selain percepatan produksi, Menteri Riset dan Teknologi/ Kepala BRIN Bambang Brodjonegoro berharap Kementerian Kesehatan juga segera menetapkan standar biaya yang harus dikeluarkan untuk penggunaan satu kali tes covid-19 GeNose.
“Kalau itu dikeluarkan oleh Kemenkes, secara resmi GeNose menjadi alat screening resmi yang bisa digunakan di layanan kesehatan,” kata Menristek dalam webinar, Jumat (15/1).
Dalam kesempatan itu, Ketua tim pengembang GeNose, Prof Kuwat Triyana, mengatakan GeNose C19 telah menjalani uji diagnostik di 8 rumah sakit dengan 1.467 subjek. Dari hasil uji diagnostik tersebut didapatkan hasil bahwa GeNose memiliki sensitivitas dalam mendeteksi virus sebesar 89%.
Selain cepat melakukan deteksi dan memiliki akurasi tinggi, penggunaan alat ini cukup terjangkau sekitar Rp15 ribu hingga Rp25 ribu per orang. Alatnya pun hanya Rp62 Juta per unit untuk 100.000 kali testing.
Sebelum diproduksi besarbesaran, imbuhnya, GeNose C19 akan melewati penelitian post marketing guna memastikan performa, akurasi, dan keamanan alatnya.
Menurut Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono, penggunaan GeNose C19 penting dalam mencegah penularan kasus covid-19 agar tidak
terus meninggi.
“Screening yang baik bisa menekan positivity rate dan fatality rate akibat covid-19,” ujarnya. (H-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved