Headline

Presiden sebut negara butuh kepolisian tangguh, unggul, bersih, dan dicintai rakyat.

Fokus

Puncak gunung-gunung di Jawa Tengah menyimpan kekayaan dan keindahan alam yang luar biasa.

Kunci Sejahtera di Era Digital

(Bus/M-2)
09/1/2021 04:50
Kunci Sejahtera di Era Digital
(Dok.MI)

ADA dua faktor kunci sukses di era yang serba internet of things (IoT) ini menurut Rhenald Kasali. Keduanya ia bedah dalam buku terbarunya, Road to Prosperity.

Di era digital, jutaan orang saling terhubung setiap harinya. Mereka terkoneksi dalam relasi komunikasi yang dinamis di sebuah dunia (platform) baru yang disebut ‘media sosial’. Beragam topik wacana dipertukarkan di dunia baru ini dalam bentuk ‘konten’ yang berwujud gambar, teks, audio, ataupun video. Mereka pun saling memengaruhi satu sama lain dengan menyajikan konten paling menariknya.

Dalam dunia baru ini, ‘po wer’ yang dimiliki oleh seseorang didefi nisikan dengan banyaknya pengikut (followers/subscribers) yang mereka punyai. Pada tahap ini, kemampuan menggerakkan (mobilisasi) para pengikut menjadi skill utama yang harus dimiliki oleh pemimpin (leader) ketika menyampaikan ide-ide pemikirannya. Gerakan yang didukung oleh
banyak followers akan mampu memengaruhi opini publik.

Selain kemampuan mobilisasi massa dan sumber daya lainnya, seorang pemimpin juga harus lihai mengorkestrasi. Era digital menghadirkan berbagai platform yang difungsikan untuk memudahkan kehidupan kita sehari-hari. Dengan begitu, ibarat seorang konduktor yang memimpin suatu pertunjukan musik, seorang pemimpin dituntut untuk bisa menghadirkan harmoni kerja nan ritmik dalam dunia yang semakin multiplatfrom ini.

Strategi mobilisasi dan orkestrasi inilah yang diulas secara mendalam oleh Rhenald Kasali dalam buku anyarnya. Namun, dalam 340 halaman buku ini, sang profesor tak terlalu banyak membahas perihal teoretik. Ia justru sengaja menambahkan konten tentang best practice dari dua strategi tersebut, yang menurutnya dapat dijalankan di satu daerah. Tujuan
nya agar pembahasan yang ia kemukakan mudah dipahami oleh pembaca.

Banyuwangi ialah daerah yang ia istimewakan. Daerah yang bahkan dijadikan subjudul dalam buku terkininya itu ia anggap berhasil menggunakan strategi mobilisasi dan orkestrasi, atau yang sering ia singkat #MO di dalam buku, untuk berinovasi membentuk sua tu persepsi publik baru terhadap daerah yang selama ini dipandang sebelah mata.

 Keberhasilan tersebut tak lepasdari sosok Bupati Banyuwangi duaperiode, Abdullah Azwar Anas,yang piawai ‘memaksa’ masyarakat Banyuwangi untuk berbenah sekaligus berinovasi demi meningkatkankesejahteraan. Pemerintahkabupaten pun mulai berupayauntuk membuka lapangan pekerjaanbaru dengan menghidupkankembali aneka ragam sentra industri kreatif di Banyuwangi,termasuk menggarap ulang sektorpariwisatanya.

Alhasil, dalam sedekade, Banyuwangi telah jauh berbeda. Ia kini menjadi salah satu daerah tujuan wisata yang cukup populer di Indonesia, bersanding dengan Pulau Dewata. Terkait sektor pariwisata ini, sepanjang 2019, di bawah arahan Bupati Abdullah Azwar Anas, setidaknya ada sekitar 99 event kebudayaan yang digelar dengan melibatkan sebagian besar masyarakat Banyuwangi sepanjang tahunnya.

‘Sudah tak terdengar lagi ribut ribut dukun santet. Demikian pula kejadian-kejadian khusus, seperti busung lapar atau penyakit-penyakit akibat kurang gizi. Eksotika Banyuwangi yang sebelumnya tenggelam oleh image negatif wilayah ini perlahan muncul seiring dengan hadirnya media sosial’ (halaman 4).

Rhenald mengungkapkan, Azwar Anas sangat sadar tentang strategi pengembangan pariwisata, bahwa untuk mengoptimalkan potensi wisata di suatu daerah, prinsip aksesibilitas, amenitas, dan atraksi harus dipenuhi terlebih dahulu. Dan, hal tersebut ia wujudkan dengan membuka Bandara Banyuwangi pada 2010

Rhenald juga menggarisbawahi beberapa program pembangunan daerah dan pemberdayaan sosial yang diimplementasikan oleh Azwar Anas selama masa pemerintahannya. Umpama, inisiasi program Rantang Kasih di 2017 untuk menyalurkan makanan bergizi kepada warga lansia di Banyuwangi. Lalu peluncuran aplikasi pengentasan warga dari
kemiskinan berbasis daring dan geospasial yang disebut Jalin Kasih pada 2018.

Pada bab 11 yang bertajuk ‘Membalik Persepsi Netizen’, sebuah komparasi pun dihadirkan oleh Rhenald Kasali untuk mengukur perubahan persepsi dari masyarakat pada umumnya terhadap Banyuwangi dari dua masa yang berbeda. Pertama ialah Februari 1998, ketika di Banyuwangi sedang terjadi sebuah peristiwa besar tentang aksi pembunuhan orang-orang yang diduga dukun santet.

Hal itu kontras dengan suatu momentum pada Agustus 2019, di saat warganet dihebohkan dengan tagar #KKN_desa_penari yang kemudian menjadi viral di media sosial. Ketika kisah horor itu viral, warganet berduyun-duyun ke Banyuwangi, sengaja untuk mencari informasi tentang lokasi yang menjadi setting di novel digital tersebut. Seketika beberapa
objek wisata di Banyuwangi yang dulunya sepi, kini mulai banyak dikunjungi kembali.

Viralnya kisah KKN di Desa Penari itu pun dimanfaatkan oleh pemerintah daerah untuk memperkenalkan topik baru, yakni tentang smart kampung. ‘Ketika daerah lain mengusung
konsep smart city, Banyuwangi dengan bangga memperkenalkan konsep smart kampung. Sebuah istilah yang jauh lebih mengena bagi masyarakat yang tinggal di kampung-kampung yang tersebar di berbagai pelosok wilayah kabupaten ini’ (hlm 244).

 Buku yang terdiri atas 15 babini cukup ringan untuk dibacaoleh semua kalangan. Penulis jugamampu menyajikan dua konsepinti yang merangkai buku ini dengantuntas, yaitu mobilisasi danorkestrasi, ke dalam dua sudutbahasan. Pertama, sudut teoretikyang berisi rujukan-rujukan ideal,dan kedua, best practices yangsifatnya reflektif dan empiris.Pengalaman Abdullah Azwar Anasmengubah citra Banyuwangi daridaerah tertinggal menjadi salahsatu kawasan tujuan wisata utamamembuktikan bahwa inovasidistruptif (yang bertumpu padaprinsip mobilisasi dan orkestrasi)ternyata mampu digunakan di ranahpemerintahan. (Bus/M-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Triwinarno
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik