Headline

Dalam suratnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan masih membuka ruang negosiasi.

Fokus

Tidak semua efek samping yang timbul dari sebuah tindakan medis langsung berhubungan dengan malapraktik.

Intensifikasi Budi Daya Dinilai Mampu Cegah Karhutla

Andhika Prasetyo
18/12/2020 00:42
Intensifikasi Budi Daya Dinilai Mampu Cegah Karhutla
Karhutla di Pontianak, kalimantan Barat(Antara/Jessica helena Wuysang)

UPAYA pencegahan merupakan langkah paling ampuh dan efisien untuk menyelesaikan persoalan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang selama ini terjadi di Tanah Air. Adapun, salah satu strategi yang bisa dilakukan adalah melalui intensifikasi budi daya tanaman yang memiliki nilai ekonomi di sekitar lahan perkebunan.

Direktur Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian Kasdi Subagyono mengungkapkan sistem polikultur atau penanaman beberapa jenis tanaman dalam satu lahan dapat menekan risiko terjadinya pembakaran lahan secara disengaja.

"Kalau sudah ada banyak tanaman yang menghasilkan, petani tidak mungkin membakar lahan. Justru mereka akan merawat lahan itu dengan baik," ujar Kasdi melalui keterangan resmi, Kamis (17/12).

Ia mengatakan model tersebut sudah dikaji oleh Badan Litbang Kementan bersama Badan Perencanaan Pembangunan Nasional dan sudah diterapkan di beberapa daerah.

“Kami ingin ada tindakan yang sifatnya preventif, mencegah karhutla dengan memberdayakan lahan milik petani untuk dikelola," tuturnya.

Sebagaimana diketahui, beberapa waktu lalu, Presiden Joko Widodo mengungkapkan bahwa 99% karhutla terjadi karena ulah manusia dengan motif ekonomi. Hampir 80% lahan yang terbakar itu akan langsung beralih menjadi kebun.

Baca juga : Cegah Korupsi di Kemenkes, Menkes Jalin Kerja Sama dengan KPK

Untuk memuluskan strategi polikultur, Kementan telah membentuk Kelompok Tani Peduli Api (KTPA) di daerah rawan kebakaran dan membentuk Brigade Kebakaran Lahan Perkebunan (Karlabun).

Beberapa KTPA telah diberikan prasarana dan sarana berupa bibit kopi untuk ditanami di lahan mereka.

"Kami juga memberi bantuan traktor roda dua dan empat yang dikelola Brigade Alsintan di kabupaten,” tuturnya.

Kasdi berharap tindakan tersebut juga dapat direplikasi perusahaan-perusahaan sawit swasta nasional yang juga memiliki tanggung jawab besar dalam hal pengelolaan lahan perkebunan.

Menanggapi hal itu, CEO Minamas Plantation Shamsuddin Muhammad mengatakan pihaknya telah berupaya melakukan pencegahan dengan membangun 34 komunitas Desa Mandiri Cegah Api (DMCA) di sekitar lahan sawit korporasi di enam provinsi.

Komunitas-komunitas tersebut diberikan pemahaman dan pelatihan untuk berbagai kegiatan pertanian dan peternakan yang ramah lingkungan dan berkelanjutan.

"Misalnya memberikan pelatihan masyarakat budi daya hidroponik. Kami juga memberi reward bagi masyarakat yang dapat mengurangi kebakaran lahan secara drastis,” kata Shamduddin. (OL-7)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ghani Nurcahyadi
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik