Headline
Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.
Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.
Sejak era Edo (1603-1868), beras bagi Jepang sudah menjadi simbol kemakmuran.
SEBANYAK 57% perguruan tinggi di Indonesia masih terakreditasi C. Opsi merger bagi perguruan tinggi kategori kecil dianggap lebih realistis dan efisien untuk meningkatkan mutu.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) melalui Direktorat Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti) menyatakan akan terus berupaya meningkatkan kualitas dan mutu perguruan tinggi di antaranya mendorong merger.
"Sudah banyak upaya pemerintah untuk meningkatkan mutu PT di Indonesia. Mulai penguatan SDM para dosen, program penguatan mutu, peningkatan anggaran, hingga pada menfasilitasi yang terakreditasi C atau yang tidak sehat untuk merger," ujar Dirjen Pendidikan Tinggi Kemendikbud, Prof Nizam.
Menurut Nizam, kesediaan perguruan tinggi terakreditasi C untuk merger akan sangat baik bagi peningkatan mutu secara nasional. Pasalnya, perguruan tinggi swasta (PTS) yang mendominasi akreditasi C itu diyakini semakin cepat untuk maju dan berkualitas.
"Kalau bersedia merger, itu sangat baik. Tidak terlalu banyak perguruan tinggi, tetapi besar-besar dan bermutu tentu lebih baik untuk masyarakat dan dunia perguruan tinggi itu sendiri daripada banyak, tetapi kecil-kecil," ungkapnya kepada Media Indonesia, kemarin.
Peningkatan mutu pendidikan tinggi dapat dilihat dari sisi akreditasi. Sebagai perbandingan pada 2015, sebanyak 68% perguruan tinggi terakreditasi C. Pada 2020, hanya 57% yang terakreditasi C, sedangkan yang terakreditasi B sebanyak 38% di 2020 dan akreditasi A hanya 5% di 2020. Nizam menambahkan, peningkatan ini akan terus diakselerasi sehingga akan semakin banyak perguruan tinggi dengan akreditasi unggul hingga terakreditasi internasional.
"Relevansi akreditasi dengan mutu pendidikan selalu berkaitan dengan masalah pembiayaan karena semakin banyak sumber daya, maka semakin banyak kemajuan yang akan dicapai," jelasnya.
Nizam menjelaskan, pada 2020, dana pendidikan tinggi yang digelontorkan sebesar Rp2,90 triliun. Kabar baiknya, pada 2021 akan ditingkatkan sebanyak 80% menjadi Rp5,30 triliun.
Peningkatan anggaran tersebut akan dialokasikan untuk program matching fund sebesar Rp250 miliar, competitive fund Rp500 miliar, tambahan BOPTN, BPPTNBH, dan insentif kinerja sebesar Rp1,3 triliun, serta Rp350 miliar untuk program Kampus Merdeka dan beasiswa. Hal ini bertujuan untuk mendorong perguruan tinggi agar masuk ke akreditasi kelas dunia, mendorong transformasi perguruan tinggi agar menjadi lebih unggul dan kompetitif, serta mendorong sinergi perguruan tinggi dengan dunia industri.
Kampus merdeka
Upaya untuk mendorong peningkatan mutu PT, pemerintah pun menghadirkan perguruan tinggi asing ke Indonesia. Hal itu dimaksudkan untuk meningkatkan kerja sama, mendorong semakin kompetitif, dan bisa berkelas dunia.
Untuk mendukung upaya tersebut, Ditjen Dikti pada 2021 menyiapkan dana Rp500 miliar untuk program Kompetisi Kampus Merdeka bagi PTN dan PTS.
"Tujuannya untuk mendorong penguatan mutu dan transformasi program-program studi menjadi program-program yang bersemangat kampus merdeka untuk menghasilkan lulusan yang berkualitas, lebih siap kerja atau menciptakan lapangan pekerjaan," tandasnya. (Bay/H-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved