Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
KEMENTERIAN Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Barekraf) sedang mematangkan konsep perjalanan overland di Flores, Nusa Tenggara Timur. Konsep yang sedang digodok itu akan menjadi pedoman tidak hanya kepada wisatawan, tetapi juga pelaku usaha.
Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggara Kegiatan (Events) Kemenparekraf/Baparekraf Rizki Handayani mengatakan, pola perjalanan overland Flores akan disusun oleh tim yang terdiri dari akademisi, pelaku wisata, masyarakat dan unsur lainnya. Menurut dia, pariwisata Flores memang tidak bisa menegasikan keberadaan masyarakat sebagai basis utama pengembangan industri pariwisata.
"Salah satu komponen penting dari pariwisata adalah tur atau perjalanan. Untuk itulah pola perjalanan overland Flores ini dibuat dengan tujuan menjadi pedoman tidak hanya kepada wisatawan, tetapi juga pelaku usaha untuk meningkatkan destinasi wisata mereka," kata perempuan yang biasa disapa Kiki ini dalam keterangan yang diterima, Rabu (11/11/2020).
Ia mengatakan, optimalisasi resort yang akan dilalui sepanjang tur overland juga harus dilakukan. Menurutnya, pariwisata di Flores memang harus mengusung konsep community participation karena basis pariwisata itu adalah masyarakat. "Kalau tidak tidak ada manfaatnya untuk masyarakat, percuma kita berbicara pariwisata. Untuk mengoptimalisasi resort yang ada, kita harus mengadakan pelatihan," imbuhnya.
Sebagai informasi, pengembangan industri pariwisata di Flores memang sedang disusun secara holistik. Hari ini digelar Focus Group Discussion (FGD) yang digelar di Ayana Komodo Resort Labuan Bajo. Pariwisata diyakini memiliki multiplier effect yang berorientasi pada peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Direktur Wisata Alam, Budaya, dan Buatan, Kemenparekraf/Baparekraf, Alexander Reyaan menambahkan, perjalanan overland dapat menjadi stimulus untuk menciptakan obyek wisata baru potensial di Flores sekaligus menaikkan kualitas destinasi wisata yang sudah ada. Pemerintah sebelumnya sudah menetapkan Flores, khususnya Labuan Bajo sebagai kawasan wisata premium.
"Oleh karena itu, pola perjalanan overland ini harus dibuat secara terpadu tanpa melihat batas-batas administrasi wilayah. Wisatawan tidak akan bertanya mereka sedang berada di daerah mana. Jadi, kabupaten-kabupaten yang ada di Flores ini lepaskan batas wilayah dalam penyusunan pola perjalanan overland ini," imbuhnya.
Kepala Dinas Pariwisata Labuan Bajo Agustinus Rinus menambahkan, perjalanan overland harus didukung dengan transportasi demi kemudahan menjangkau destinasi wisata. Misalnya disediakan kereta api cepat lintas Flores untuk mendukung pola perjalanan overland. "Ini bukan mimpi. Saya punya keyakinan Labuan Bajo ini akan menjadi destinasi wisata unggulan nasional. Maka, fasilitas pendukungnya juga harus kita pikirkan," cetus dia. (RO/A-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved