Headline
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
BERAGAM koleksi data kultural terbuka milik 11 institusi GLAM (galeri, perpustakaan, arsip, dan museum) di Indonesia berhasil “diretas” publik yang berpartisipasi dalam rangkaian program Retas Budaya. Data-data kultural tersebut diubah wujudnya secara kreatif menjadi gim, komposisi audio, desain katalog, serta cerita pendek.
Retas Budaya merupakan sebuah program kolaboratif antara Goethe-Institut Indonesien, Direktorat Jenderal Kebudayaan RI, Wikimedia Indonesia, Asosiasi Game Indonesia (AGI), PT Elex Media Komputindo, dan LIPI yang menghubungkan institusi GLAM dengan pelaku industri kreatif dan pegiat teknologi.
Program ini bertujuan membantu institusi kultural di Indonesia mencapai misi menuju GLAM Terbuka, yaitu membuat data kultural dapat diakses dengan bebas oleh siapa pun untuk digunakan, dibagikan, dan dimodifikasi.
Baca juga: SIPLah Bantu Cegah Korupsi di Lingkungan Pendidikan
Untuk program ini, lebih dari 2.500 artefak kultural dibuka oleh 11 mitra institusi GLAM, yakni oleh Museum Uang Sumatera, Majalah Horison, Museum Dewantara Kirti Griya, Museum Dirgantara Mandala, Perpustakaan Ajip Rosidi, Museum Bank Indonesia, Museum Pasifika, Indonesian Islamic Art Museum, Indonesian Heritage Museum, History of Java Museum, dan Indonesian Visual Art Archive.
Berbagai artefak tersebut kini dapat diakses secara daring untuk dapat dimanfaatkan dengan cara-cara yang sebelumnya tidak terbayangkan.
Publik kemudian ditantang menambahkan interpretasi masing-masing mengenai artefak kultural bersangkutan dan melahirkan cara-cara baru penuh inspirasi untuk menikmati sebuah koleksi dan melekatkan makna baru.
Partisipasi dibagi ke dalam 4 kategori kompetisi yang diselenggarakan sejak Oktober, yakni: Cerita dari Data, Gim dari Data, Kompilasi Desain Terbuka, serta Sains Warga & Data Terbuka.
Seluruh pemenang dari setiap kategori kompetisi telah diumumkan pada Festival Retas Budaya yang berlangsung secara daring di YouTube Goethe-Institut Indonesien, 6-8 November 2020.
Dalam Cerita dari Data, para peserta ditantang menulis cerita pendek yang diilhami koleksi kultural terbuka. Sedangkan, dalam Gim dari Data, diadakan Open Data Game Jam yang menantang para peserta membuat sebuah gim selama 3 hari 2 malam dengan data terbuka yang disajikan.
Untuk Kompilasi Desain Terbuka, para desainer grafis diminta membuat sebuah katalog menggunakan koleksi gambar dan arsip yang telah dibuka. Dan terakhir, publik diundang membantu riset ilmiah dengan menyumbangkan dokumentasi data kultural mereka lewat kompetisi Sains Warga & Data Terbuka.
Di kategori Cerita dari Data, sekitar 111 cerpen telah lahir dengan memanfaatkan data kultural terbuka. Cerpen berjudul Pelontak karya Sholihati Lathifa Sakina dinobatkan sebagai juara pertama.
Pelontak diangkat berdasarkan penggalan sajak Penantian karya Subagio Sastrowardoyo di Majalah Horison 1989. Pelontak kemudian ditransformasi sebagai sastra suara agar bisa dinikmati difabel netra.
Pada Gim dari Data, sebanyak 25 gim dari kategori mahasiswa dan umum telah dikembangkan berangkat dari data kultural terbuka.
Di kategori umum, misalnya, “Good Artist Copy, Great Artist Steal“ karya tim SandBox yang terpilih sebagai juara umum, memanfaatkan koleksi data budaya dari Museum Pasifika. Gim ini menyajikan karakter seorang calon seniman yang datang ke Bali untuk belajar melukis. Pemain harus menduplikasi sejumlah koleksi lukisan di museum tersebut secara sempurna.
Grup performans Edjaan Peralihan turut berpartisipasi dalam Festival Retas Budaya dengan mengolah arsip Majalah Horison dari dekade 1960 sampai 1990-an dan mentransformasikannya menjadi pertunjukan musik. Permainan musik mereka terdiri dari beberapa komposisi yang dibentuk melalui kutipan-kutipan sajak, cerpen, dan catatan kebudayaan. (RO/OL-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved