Headline

. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.

Fokus

Penurunan permukaan tanah di Jakarta terus menjadi ancaman serius.

Pemerintah Didesak Perhatikan Pasar Tradisional Selama Pandemi

Putri Anisa Yuliani
09/11/2020 07:57
Pemerintah Didesak Perhatikan Pasar Tradisional Selama Pandemi
Petugas Dinkes Kota Medan menyemprotkan cairan disinfektan ke tempat berjualan para pedagang di Pasar Melati, Medan, Sumatra Utara.(ANTARA/Irsan Mulyadi)

IKATAN Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi) terus fokus memantau penyebaran covid-19 di pasar tradisional. Pedagang pasar tradisional menjadi salah satu yang berisiko terpapar virus korona. Sejak awal pandemi muncul, hingga saat ini, pasar merupakan tempat yang dikhawatirkan terus menjadi tempat penularan virus tersebut.

Kekhawatiran tersebut terbukti berdasarkan data dari Ikappi yang menunjukkan terus bertambahnya pedagang pasar yang terpapar covid-19. Terlebih beberapa bulan terakhir, terdapat peningkatan kasus dan tingkat kematian yang tinggi.

Data pedagang pasar yang terpapar virus korona terus bertambah. Meski begitu, penambahannya, menurut Ikappi, cukup signifikan selama beberapa pekan ini terhitung sejak November 2020.

Baca juga: Jenazah Terpapar Covid-19 Termasuk Golongan Syahid?

Ketua bidang Infokom DPP Ikapi Reynaldi Sarijowan mengatakan total ada sekitar 1.568 pedagang pasar yang terpapar covid-19.

"Total kasus meninggal dunia sebesar 65 kasus. Kasus tersebut terdapat di 28 provinsi, 109 kabupaten/kota, dan terjadi di 275 pasar," kata Reynaldi dalam keterangan resmi, Senin (9/11).

Sementara angka kematian tercatat sebanyak 65 orang. Jumlah tersebut bertambah 10 orang jika dibandingkan data pekan lalu yaitu 55 pedagang yang meninggal karena covid-19.

Adanya pedagang yang terpapar virus korona membuat pasar harus ditutup sementara.

"Menurut data DPP Ikappi sudah terdapat lebih dari 200 pasar yang pernah ditutup dan saat ini dalam proses penutupan karena covid-19. Penutupan pasar terakhir terjadi di Pasar Melati (Medan, Sumatra Utara) dan Pasar Gisting (Tanggamus, Lampung)," jelasnya.

Reynaldi mendorong pemerintah daerah bisa lebih fokus lagi pada protokol kesehatan dan memperkuat swab test atau rapid test di pasar-pasar seluruh Indonesia.

"Selain itu, kami meminta pemerintah pusat dan daerah dapat memberikan stimulus kepada para pedagang dalam menjaga agar pasar tradisional tetap bertahan," tegasnya.

Sebab, kata Reynaldi, pasar harus tetap berjalan sebagai penopang perekonomian daerah dan pusat distribusi pangan rakyat. Apalagi di masa resesi saat ini, dan dampak La Nina akan sulit dihadapi pedagang.

“Saat ini, kami sedang berjuang agar ada peningkatan daya beli masyarakat, setelah ada penurunan omzet pedagang sekitar 55% sampai dengan 70% di seluruh Indonesia. Kami terus berusaha bertahan untuk menghadapi beberapa kondisi ke depan menghadapi Natal dan Tahun Baru. Maka, kami meminta pemerintah untuk menjadikan pasar tradisional sebagai pusat pondasi perekonomian lokal atau perekonomian daerah sehingga kita bisa menjaga agar pasar dan perekonomian terus tumbuh,” pungkas Reynaldi. (OL-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik