Headline

Presiden Trump telah bernegosiasi dengan Presiden Prabowo.

Fokus

Warga bahu-membahu mengubah kotoran ternak menjadi sumber pendapatan

Rektor Sambut Baik Program Merdeka Belajar Episode Ke-6

Aiw/Bay/H-1
05/11/2020 04:20
Rektor Sambut Baik Program Merdeka Belajar Episode Ke-6
Reini Wirahadikusumah, Rektor Institut Teknologi Bandung (ITB).(ANTARA FOTO/Novrian Arbi)

KEMENTERIAN Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) baru saja meluncurkan program Merdeka Belajar Episode Ke-6 terkait transformasi pendanaan pemerintah untuk pendidikan tinggi. Program tersebut mendapat sambutan positif dari para rektor di PTN maupun PTS.

Rektor Institut Teknologi Bandung (ITB) Reini Wirahadikusumah menyambut baik inisiatif Kemendikbud tersebut. Dia mengatakan pihaknya akan berupaya mencapai indikator kinerja utama (IKU) yang telah ditetapkan Kemendikbud, terutama terkait dengan penelitian dan pengabdian masyarakat.

“Yang juga penting ialah membangun sistem dan subsistem yang mendukung agar pencapaian indikator-indikator tersebut bersifat berkelanjutan, bukan sekadar mencapai per tahunnya,” kata Reini.

Fleksibilitas yang diberikan Kemendikbud, menurut Reini, akan membuat setiap perguruan tinggi memiliki peran masing-masing terhadap kemajuan pendidikan tinggi nasional dan akan mendorog kinerja yang lebih positif, kolaboratif, serta inovatif.

Rektor Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, Mochamad Ashari juga mengapresiasi inisiatif transformasi pendanaan tersebut. Dia yakin, program ini akan membawa perguruan tinggi bergerak lebih cepat.

“Matching fund ini metode atau skema yang betul-betul kami tunggu,” ujar Ashari. Selama ini, ujarnya, perguruan tinggi mengalami kesulitan dalam menghilirisasi produk inovasi. Seperti pada saat prototyping commercial, sertifikasi, dan regulasi.

Rektor Universitas Al Azhar Indonesia (UAI) Asep Saefuddin, kemarin, menambahkan IKU yang disampaikan Mendikbud sangat sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan zaman.

“Untuk itu para pimpinan serta dosen universitas harus benar-benar mengubah paradigma lama ke baru. Kita harus mengubah kultur birokrasi ke kultur outcome performance,” ujarnya.

Selain itu, imbuhnya, kerja sama dengan industri harus ditingkatkan serta mindset internasional harus dilatih terus agar perguruan tinggi di Indonesia tidak jadi jago kandang. (Aiw/Bay/H-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya