Headline
Saat ini sudah memasuki fase persiapan kontrak awal penyelenggaraan haji 2026.
Saat ini sudah memasuki fase persiapan kontrak awal penyelenggaraan haji 2026.
SETIAP tahun sejumlah daerah di Indonesia selalu dihadapkan dengan ancaman bencana banjir, terutama saat musim penghujan tiba. Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Laksana Tri Handoko mengatakan, adanya pandemi covid-19 akan semakin mempersulit masyarakat yang tertimpa bencana banjir.
“Saat ini kita menghadapi pandemi covid-19, sehingga tantangan itu makin sulit lagi dalam mengelola bencana banjir karena adanya kewajiban physical distancing, kemudian protokol kesehatan yang tentu akan mempersulit proses penanganan,” kata Laksana dalam webinar Banjir di Masa Pandemi Covid-19, Rabu (9/9).
Baca juga : Pemerintah Gandeng Perusahaan Swasta Produksi Vaksin Merah Putih
Laksana menuturkan, untuk menghadapi ancaman bencana tersebut, diperlukan perhatian serius dalam hal mitigasi dan pengelolaan banjir, terutama saat pandemi covid-19. Menurutnya, permasalahan banjir memang sangat rumit dan meliputi banyak aspek, salah satunya regulasi, khususnya terkait desentralisasi kewenangan dan otoritas pengelolaan sumber daya yang tidak optimal. Kemudian adanya potensi tumpang tindih kewenangan antar sektor maupun level yang berbeda di pemerintahan.
Oleh sebab itu, dibutuhkan peran berbagai pihak terkait, terutama lembaga penelitian dan pengembangan untuk mencari jalan keluar atas masalah tersebut.
“Peran lembaga penelitian atau lembaga riset dan inovasi itu sangat penting. Bagaimana kita bisa melihat problem ini secara komperhensif dari semua sisi kemudian berupaya memberikan berbagai alternative, solusi, dan rekomendasi kebijakan terhadap masalah yang berhubungan dengan bencana keairan di negara kita saat ini,” paparnya. (OL-2)
West Java Back-Arc Thrust di Jawa Barat berpotensi memicu gempa hingga magnitudo 7. Pelajari penyebab, dampak, dan langkah mitigasi bencana untuk masyarakat di sekitar jalur sesar aktif ini.
Langkah pertama adalah mempertimbangkan opsi untuk meningkatkan status siaga bencana. Karena selain gempa bumi, wilayah Cimahi juga rawan dampak bencana hidrometeorologi.
Pameran Emergency Disaster Reduction & Rescue Expo (EDRR) Indonesia 2025 kembali digelar di Jakarta International Expo (JIEXPO) Kemayoran.
Hal ini diperkirakan karena saat ini sedang memasuki masa pancaroba dari cuaca kemarau ke penghujan
Langkah itu dilakukan untuk mengantisipasi potensi bencana hidrometeorologi yang bisa memicu terjadinya banjir.
TANTANGAN dalam mengatasi dan melakukan mitigasi bencana di dunia saat ini disebut semakin kompleks. Berbagai isu global seperti perubahan iklim hingga tekanan urbanisasi menjadi pemicunya.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved