Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
SETIAP tahun sejumlah daerah di Indonesia selalu dihadapkan dengan ancaman bencana banjir, terutama saat musim penghujan tiba. Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Laksana Tri Handoko mengatakan, adanya pandemi covid-19 akan semakin mempersulit masyarakat yang tertimpa bencana banjir.
“Saat ini kita menghadapi pandemi covid-19, sehingga tantangan itu makin sulit lagi dalam mengelola bencana banjir karena adanya kewajiban physical distancing, kemudian protokol kesehatan yang tentu akan mempersulit proses penanganan,” kata Laksana dalam webinar Banjir di Masa Pandemi Covid-19, Rabu (9/9).
Baca juga : Pemerintah Gandeng Perusahaan Swasta Produksi Vaksin Merah Putih
Laksana menuturkan, untuk menghadapi ancaman bencana tersebut, diperlukan perhatian serius dalam hal mitigasi dan pengelolaan banjir, terutama saat pandemi covid-19. Menurutnya, permasalahan banjir memang sangat rumit dan meliputi banyak aspek, salah satunya regulasi, khususnya terkait desentralisasi kewenangan dan otoritas pengelolaan sumber daya yang tidak optimal. Kemudian adanya potensi tumpang tindih kewenangan antar sektor maupun level yang berbeda di pemerintahan.
Oleh sebab itu, dibutuhkan peran berbagai pihak terkait, terutama lembaga penelitian dan pengembangan untuk mencari jalan keluar atas masalah tersebut.
“Peran lembaga penelitian atau lembaga riset dan inovasi itu sangat penting. Bagaimana kita bisa melihat problem ini secara komperhensif dari semua sisi kemudian berupaya memberikan berbagai alternative, solusi, dan rekomendasi kebijakan terhadap masalah yang berhubungan dengan bencana keairan di negara kita saat ini,” paparnya. (OL-2)
Potensi kejadian bencana di Jawa Barat mulai dari banjir, tanah longsor hingga angin kencang
Mitigasi bisa menjadi upaya pencegahan sebelum terjadinya bencana.
BADAN Meteorologi Klimatologi Geofisika (BMKG) akhirnya bisa memetakan sesar aktif yang menjadi pemicu gempa bumi di Kabupaten Sumedang Jawa Barat (Jabar) pada pergantian Tahun 2024.
Gempa di Sumedang terjadi pada 31 Desember 2023 hingga Januari 2024.
Program yang dilakukan oleh Kementerian Sosial sangat tepat mengingat wilayah Garut yang rawan bencana memerlukan upaya mitigasi dari pemerintah dan masyarakat.
Hal ini dilakukan sebagai langkah kesiapsiagaan dini dan kewaspadaan jika terjadi bencana di sekitar lingkungannya
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved