Headline

KPK akan telusuri pemerasan di Kemenaker sejak 2019.

Ubah Hambatan dari Pandemi Jadi Peluang

Indriyani Astuti
28/8/2020 03:15
Ubah Hambatan dari Pandemi Jadi Peluang
(Sumber; Sustainable Development Report 2020/www.sdg2030/indonesia.org/Riset MI-NRC)

PANDEMI covid-19 memperbesar tantangan dalam meraih pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan (sustainable development goals/SDGs). 

Untuk itu, perlu strategi yang tepat untuk bisa mengubah tantangan berganti menjadi peluang. Imbauan dan pandangan optimisme tersebut disampaikan Wakil Presiden (Wapres) Ma’ruf Amin dalam sambutan kunci di acara International Conference on Islamic Civilization (ICIC) di Jakarta, kemarin. 

Menurut Wapres, pandemi setidaknya berdampak pada sejumlah aspek yang termuat dalam SDGs, seperti meningkatnya kemiskinan dan ketimpangan di masyarakat. Lainnya, yakni terhambatnya kemajuan kualitas pendidikan karena sekolah dan universitas tutup, melebarnya 
disparitas gender, dan berkurangnya kesempatan kerja yang memengaruhi pertumbuhan ekonomi. 

“Pandemi menyebabkan beban masyarakat bertambah dan roda perekonomian berjalan lebih lambat karena kegiatan bisnis terhenti akibat adanya wabah,” tutur Wapres.

Akan tetapi, lanjut Ma’ruf, kondisi tersebut dapat menjadi momentum untuk membangun dan melakukan akselerasi pencapaian SDGs lebih baik pascapandemi. Ia mencontohkan bahwa masyarakat dapat mengurangi beban dengan menggunakan sumber daya energi lebih efisien.

Adanya perbaikan kualitas khusus untuk bidang kesehatan melalui kebiasaan baru, seperti memakai masker, menjaga jarak fi sik, dan mencuci tangan. Disampaikan Wapres, SDGs telah menjadi komitmen besar dunia. 

Sampai saat ini, setidaknya 193 negara, termasuk Indonesia, telah mengadopsi tujuan pembangunan berkelanjutan dan menyatakan komitmen mereka untuk mewujudkan SDGs.

Mengutip SDG Index 2020, Wapres menuturkan upaya pencapaian SDGs di Indonesia mengalami kemajuan pada sejumlah indicator, seperti berkurangnya kemiskinan, ketersediaan akses air bersih dan sanitasi, serta upaya terkait dengan perubahan iklim.


Masalah rokok

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Prof Muhadjir Effendy, kemarin, mengkhawatirkan rokok mulai menyerang anak sejak masa prenatal atau ketika berada dalam kandungan ibunya.

“Rokok ini sebetulnya sudah mulai menyerang upaya kita untuk membangun sumber daya manusia Indonesia sejak masa prenatal,” katanya di Jakarta. 

Oleh karena itu, semua pihak harus mewaspadai praktik merokok dilingkungan keluarga. Alasannya, secara umum, siklus pembangunan manusia dan kebudayaan Indonesia dimulai dari masa prenatal, 1.000 hari pertama kehidupan, usia dini dan anak-anak, remaja, hingga dewasa. 

Konsumsi rokok pada keluarga juga bisa menghambat tujuan SDGs. Selain karena aspek kesehatan, juga terjadi pengalihan sumber ekonomi yang menghambat pencapaian SDGs. Bahaya rokok juga disampaikan Koordinator Bidang Peserta Didik Kemendikbud Mega Zamroni dalam diskusi daring yang dipantau di Jakarta, kemarin. 

Ia mengingatkan pihak sekolah untuk berpikir kreatif dan lebih memahami bahwa rokok merupakan ancaman bagi anak-anak sebab sekali mereka mencoba, kemungkinan terpapar narkoba dan sebagainya akan lebih besar. (Aiw/H-1)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Msyaifullah
Berita Lainnya