Headline

Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.

Fokus

Sejak era Edo (1603-1868), beras bagi Jepang sudah menjadi simbol kemakmuran.

Nyamuk Ber-Wolbachia Sukses Turunkan Angka DBD di Kota Yogyakarta

Ardi Teristi
27/8/2020 19:11
Nyamuk Ber-Wolbachia Sukses Turunkan Angka DBD di Kota Yogyakarta
Ilustrasi(AFP PHOTO / RHONA WISE )

Wakil Wali Kota Yogyakarta, Heroe Poerwadi, mengapresiasi hasil penelitian metode Wolbachia. Pasalnya, dengan nyamuk ber-Wolbachia mampu menurunkan angka kejadian kasus demam berdarah di Kota Yogyakarta.

"Sudah dibuktikan, lokasi langganan dengue setelah disebar Wolbachia menjadi turun," kata dia, Rabu (26/8).Masyarakat pun sangat senang karena tempat tinggal mereka jarang ditemukan kasus demam berdarah.

Heru melanjutkan, wilayah pembanding, yang belum mendapat intervensi Wolbachia, angka kejadian demam berdarah belum menurun. Alhasil, ada permintaan segera disebarkan nyamuk Wolbachia. "Daerah Kotagede belum, penyebaran Wolbachia mulai minggu depan," papar Guru Besar Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan (FKKMK) UGM.

Ia meyakini, penyebaran nyamuk ber-Wolbachia di Kota Yogyakarta ke depan akan lebih mudah diterima masyarakat setelah metode ini terbukti berhasil menurunkan kejadian dengue.

Baca juga : https://mediaindonesia.com/read/detail/214236-menguji-wolbachia-jadi-senjata-terkini-tekan-dbd

World Mosquito Program (WMP) Yogyakarta telah menyelesaikan penelitiannya pengembangan teknologi Wolbachia dalam rangka menurunkan kejadian demam berdarah dengue (DBD) di Kota Yogyakarta. Penelitian yang dilakukan sejak 2017 ini terbukti efektif menurunkan angka kejadian demam berdarah di 35 dari 45 kelurahan yang ada di Kota Yogyakarta.

Lewat komunikasi daring, Peneliti Utama World Mosquito Program (WMP) Yogyakarta, Prof Adi Utarini menyampaikan, metode Wolbachia terbukti efektif menurunkan 77 persen kasus dengue di Kota Yogyakarta. Selama penelitian, WMP menggunakan sampel 12 dari 24 area di Kota Yogyakarta.

Selain itu, WMP juga memilih secara acak beberapa lokasi di Kabupaten Bantul untuk perlakukan intervensi Wolbachia. "Setelah delapan bulan sejak pelepasan nyamuk, kita memonitor pasien yang terkena demam berdarah yang berobat ke Puskesmas," kata dia.

Selain melakukan monitoring nyamuk, perekrutan pasien demam berdarah di Puskesmas juga dilakukan. Sebanyak 8.144 pasien yang berusia 3-45 tahun dari 18 puskesmas berpartisipasi dalam penelitian ini.

Penelitian penganggulangan demam berdarah dengue dengan intervensi nyamuk ber-Wolbachia akan terus dilanjutkan dalam rangka menurunkan angka kejadian demam berdarah di DIY. Penelitian ini selanjutnya diharapkan bisa dilaksanakan di daerah lain di Indonesia. "Lewat hasil penelitian ini kita yakin masyarakat bisa menerima, namun yang cukup penting bisa diterapkan di daerah lain kita harus mampu memproduksi telur nyamuk Wolbachia lebih banyak," pungkas dia. (OL-12)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Retno Hemawati
Berita Lainnya