Headline

Senjata ketiga pemerataan kesejahteraan diluncurkan.

Fokus

Tarif impor 19% membuat harga barang Indonesia jadi lebih mahal di AS.

Covid-19, Ditjen Dikti Kemendikbud Kolaborasi Penta Helix

Syarief Oebaidillah
10/8/2020 20:18
Covid-19, Ditjen Dikti Kemendikbud Kolaborasi Penta Helix
Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kemendikbud, Paristiyanti Nurwardani(MI/Putri Yuliani )

DIREKTORAT Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Ditjen Dikti- Kemendikbud) berkomitmen penuh dalam upaya pemulihan pasca pandemi Covid-19 dengan membangun sinergitas pada berbagai pihak sebagai bagian dari Penta-Helix Collaboration.

Hal tersebut dikatakan Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kemendikbud Paristiyanti Nurwardani pada Rapat Koordinasi dalam Upaya Akselerasi Reka Cipta Penanggulangan Covid-19` di Bandung, kemarin.

Sejak persoalan pandemi Covid-19 mencuat Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti) Kemendikbud mengoptimalkan berbagai sumber daya yang dimiliki untuk berkontribusi dalam penanganan tersebut. Upaya untuk menciptakan ekosistem kolaborasi ditingkatkan dengan mempertemukan pereka cipta dan industri. Mengingat potensi yang besar untuk potensi reka cipta yang tersebar di banyak perguruan tinggi, serta adanya sekitar 280.000 dosen dan peneliti yang dapat berperan dalam pengembangan ekosistem reka cipta saat ini.

“Ditengah situasi pandemi seperti ini, Ditjen Dikti Kemendikbud terus berupaya membangun ekosistem reka cipta yang mempertemukan antara pereka cipta dan industri. Ekosistem ini perlu dibangun agar implementasi ide dari pereka cipta dan industri tidak hanya selesai diatas meja, melainkan harus dapat bermanfaat dan dirasakan oleh masyarakat,” kata Paristiyanti

Sejalan dengan hal tersebut, Achmad Aditya selaku Koordinator Tim Kerja Akselerasi Inovasi Ditjen Dikti Kemendikbud menyampaikan banyaknya penemuan reka cipta dari berbagai perguruan tinggi amat konstruktif.

Baca juga : 39 Perguruan Tinggi Pamerkan Teknologi Inovasi Covid-19

Ditengah kondisi pandemi, upaya ini akan mendorong berbagai pihak untuk berkontribusi lebih melalui reka cipta yang dihasilkan. Selanjutnya, tinggal peran dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi untuk menyediakan ruang kontribusi melalui platform reka cipta agar dapat berdampak lebih luas masyarakat.

“Kami menilai ditengah pandemi Covid-19 ini, sangat memungkinkan bagi semua pihak lebih optimal dalam menggagas sebuah reka cipta. Tinggal kedepannya peran Ditjen Dikti Kemendikbud membuat ruang kontribusi dan implementasinya melalui platform rekacipta,” ujar Aditya.

Selanjutnya, Paris menambahkan salah satu contoh persoalan di masa pandemi ini adalah terkait aktivitas PJJ (Pembelajaran Jarak Jauh) yang masih menemukan berbagai hambatan.

Paristiyanti mengungkap berdasarkan informasi data yang diperoleh dari Kemendagri terdapat sekitar 124 ribu mahasiswa di daerah 3T tidak dapat melaksanakan PJJ selama pandemi Covid-19.

Kondisi ini terjadi karena adanya keterbatasan fasilitas pendukung seperti akses internet, keterbatasan komputer, laptop, maupun ponsel.

Untuk mengatasi hal tersebut saat ini pihaknya tengah mempersiapkan sarana Base Transceiver Station (BTS) Mobile dan 15.000-an Tablet Modeling karya anak bangsa yang akan ditempatkan di daerah rural atau wilayah yang sulit dijangkau dengan akses internet. Hasil reka cipta ini akan menjadi alternatif solusi dalam menjawab persoalan PJJ di masa pandemi Covid-19.

Baca juga : FSGI Temukan Guru dan Siswa Positif Covid-19, Ini Persebarannya

BTS mobile yang direncanakan dibuat oleh Ditjen Dikti Kemendikbud bekerja sama dengan sejumlah kampus di Indonesia sebagai upaya Ditjen Dikti mendukung program pendidikan jarak jauh.

BTS mobile tersebut dapat secara aktif masuk ke daerah terpencil di Indonesia untuk membantu menangkap dan merelay sinyal internet dengan radius 5 km. BTS mobile yang diletakkan di atas mobil berbahan bakar biodiesel ini diharapkan dapat membantu banyak siswa dan mahasiswa yang kesulitan dalam proses belajar mengajar selama pandemi.

"BTS dan mobil yang dibuat melalui kerja sama industri dan kampus, sepenuhnya didukung oleh Ditjen Dikti dalam proses pengembangan dan ujicoba prototypenya," ungkap Paris.

Ditjen Dikti juga sedang menyiapkan tablet yang diisi dengan modul pembelajaran selama pandemi dengan harga terjangkau. Tablet yang dibuat melalui kerja sama dengan salah satu kampus, diharapkan memudahkan proses belajar jarak jauh.

Aditya mengutarakan program akselerasi reka cipta ini diharapkan akan berkesinambungan dan berkelanjutan. Alternatifnya, menurutnya, tentu dengan berkoordinasi lebih intens dengan berbagai pihak terlibat. Begitupun kalangan insan media yang harapannya dapat menopang strategi komunikasi kepada khalayak secara berkesinambungan.

Paris juga berharap insan media massa dapat menopang strategi komunikasi kepada khalayak secara berkesinambungan.

“Kami berharap program ini dapat berkelanjutan dengan semangat gotong royong atau kolaborasi sehingga membawa kebermanfaatan yang panjang,” pungkas Paris. ( RO/OL-2)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Baharman
Berita Lainnya