RI Target Vaksin Covid-19 Buatan dalam Negeri Diproduksi 2022

Atalya Puspa
26/7/2020 14:32
RI Target Vaksin Covid-19 Buatan dalam Negeri Diproduksi 2022
Vaksin(Ilustrasi)

BERBEDA dengan vaksin asal Tiongkok yang siap uji klinis dan segera diproduksi PT Bio Farma. Indonesia targetkan vaksin covid-19 buatan dalam negeri dapat diproduksi pada 2022.

"Vaksin dalam negeri akan diproduksi pada akhir 2022," kata Corporate Secretary PT Bio Farma Bambang Heriyanto dalam diskusi virtual Crosscheck Medcom.id bertajuk Vaksin Cina, Uji Klinis Bukan Kelinci Percobaan, Minggu (26/7).

Bambang mengungkapkan, kini peneliti dari Lembaga Biomolekular Eijkman, Balitbangkes Kemenkes, dan berbagai Universitas di Indonesia tengah melakukan pemetaan untuk mendapatkan kandidat vaksin. Adapun, proses tersebut ditarget rampung pada kuartal I 2021 mendatang.

"Kita dilead oleh Eijkman. Kuartal I 2021 baru dapat kandidat vaksin. Nanti diberikan ke kami, dan dilakukan upscalling. Baru di tahap uspcalling, masuk preklinis, uji klinis tahap I, II, III setelahnya baru bisa diproduksi," ungkapnya.

Berkaitan dengan kerjasama Bio Farma dan Sinovac, Bambang menyebut pihaknya bukan hanya melakukan kerja sama uji klinis vaksin. Melainkan, ada pula pertukaran teknologi yang nantinya dapat dimanfaatkan Indonesia untuk mengembangkan vaksin sendiri.

Baca juga : Uji Klinis Vaksin Covid-19 Berhasil Apabila Efektivitasnya Capai

"Sekarang uji klinis vaksin untuk jangka pendek. Kita bukan hanya beli vaksin, tapi juga beli teknologi. Sinovac sudah diakui WHO, dengan bio farma pun standarnya sama. Apa yang kita peroleh dari Sinovac itu mudah masuk ke bio farma karena standarnya sama," ucapnya.

Pada kesempatan tersebut, Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP) Dany Amrul Ichdan menyebut, pemerintah akan menyiapkan anggaran sebesar Rp25 - Rp30 triliun untuk pengembangan vaksin dalam negeri.

"Republik Indonesia butuh 340 juta vaksin untuk 170 juta jiwa. Negara akan siapkan budgetnya. Dalam APBN, UU, termasuk Perppu alokasi, kita siapkan budgetnya. Kalau vaksin kita butuh 25-30 triliun, dan negara harus alokasikan itu," katanya.

Dirinya memastikan, negara akan memberikan batu loncatan kepada pihak-pihak yang memiliki rencana matang untuk pengembangan vaksin. Di samping itu, dirinya meminta komitmen berbagai pihak untuk mendukung pengembangan tersebut.

"Nantinya, Kementerian Kesehatan juga harus komitmen membeli secara simultan priduksi yang dihasikkan bio farma. Jangan sampai poduksi jumlah banyak, dan yang dibeli hanya separuh. Itu akan jadi masalah," tandasnya. (OL-2)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Baharman
Berita Lainnya