Headline
Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.
Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.
Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan
PERISTIWA gerhana matahari total tahun ini yang terjadi di Indonesia memiliki banyak keistimewaan. Sarah Jaeggli, peneliti luar angkasa Goddard Space Flight Center NASA di Greenbelt, Maryland, Amerika Serikat, mengatakan GMT tahun ini benar-benar purnama. Bulan dan matahari total sempurna menyatu.
"Seolah-olah keduanya menyatu, padahal keduanya berada di dua tempat berbeda. Orbitnya berbeda. Jadi, Anda bisa melihat sebuah fenomena di pagi hari seperti ada dua gerhana. Matahari tertutup bulan. Kondisinya gelap seperti malam hari, namun langit tetap terlihat biru," kata Jaeggli menggambarkan keistimewaan GMT tahun ini.
Puncak gerhana memang sangat singkat, hanya tiga menit. Pada momen-momen itulah saatnya warga dunia melihat fenomena yang tidak biasa, yang pernah terjadi 350 tahun silam.
Jaeggli menambahkan, tidak semua warga dunia bisa melihat kesempurnaan GMT tahun ini lantaran jaraknya sangat menentukan. Jarak terdekat untuk bisa melihat korona muncul, ketika bulan dan matahari sejajar hanya 97 mil.
"Anda bisa menyaksikan bagaimana proses penyatuan matahari dan bulan ini kemudian muncul korona. Dan tiga menit kemudian matahari mulai bergeser. Korona makin memudar, dan muncul matahari dan bulan baru di masing-masing orbit."
GMT seperti ini bisa terjadi karena garis geometri planet tepat sejajar. Padahal, faktanya matahari itu 400 kali lebih lebar daripada bulan dan 400 kali lebih jauh daripada bumi. Namun tampak di depan mata, bulan dan matahari berukuran sama sehingga menempel sempurna.
"Ini artinya bulan dapat memblokir seluruh permukaan matahari, dan hanya menutupi sebagian kecil inti korona," tambahnya seperti dilansir dalam laman NASA, Senin (7/3).
Ukuran bulan pun tampak lebih besar karena mampu menutup matahari. Peristiwa monumental ini sangat bagus dilihat di wilayah Indonesia, yakni Palu, Ternate, dan Bangka Belitung. Oleh sebab itu, tiga wilayah tersebut menjadi tujuan utama para ilmuwan dunia, para pemburu gerhana maupun wisatawan. (Nda/OL-5)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved