Headline
Program Makan Bergizi Gratis mengambil hampir separuh anggaran pendidikan.
Program Makan Bergizi Gratis mengambil hampir separuh anggaran pendidikan.
PANITIA Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) meminta siswa yang lulus verifikasi Pangkalan Data Sekolah dan Siswa (PDSS) untuk segera melakukan pendaftaran.
"Kami imbau siswa segera mendaftar SNMPTN. Secepatnya, jangan ditunda karena nanti yang dirugikan ialah siswanya kalau terlambat mendaftar," kata Ketua Panitia SNMPTN Rochmat Wahab di Jakarta, Jumat (04/03).
SNMPTN adalah seleksi penerimaan calon mahasiswa berdasarkan nilai rapor, nilai ujian nasional, dan prestasi akademis lain di SMA dan sederajat.
Proses SNMPTN dimulai dengan pengisian dan verifikasi PDSS pada 18 Januari hingga 23 Februari.
Setelah sekolah dan siswa lulus verifikasi, siswa wajib mendaftar di laman https://web.snmptn.ac.id/ hingga 12 Maret.
Rochmat yang juga Rektor Universitas Negeri Yogyakarta itu menegaskan agar kejadian sebanyak 5.810 sekolah yang tidak mengisi PDSS tidak terulang lagi saat pendaftaran SNMPTN.
Ia menjelaskan ada beberapa penentuan siswa yang layak mendaftar SNMPTN, yakni sekolah dengan akreditasi A, 75% siswa terbaik di sekolahnya boleh mendaftar, sekolah akreditasi B, 50% siswa terbaik di sekolahnya mendaftar, akreditasi C, 20% siswa terbaik di sekolahnya, dan akreditasi lainnya yang berhak mendaftar ialah 10% siswa terbaiknya.
"Jika dalam pemeringkatan, ada beberapa siswa dari sekolah dengan akreditasi beragam meraih nilai sama pada peringkat ambang, semua siswa tetap direkomendasikan mendaftar."
Proses SNMPTN dimulai pada 24 Maret-8 Mei, kemudian pengumuman kelulusan pada 10 Mei.
Adapun pendaftaran ulang bertepatan dengan ujian tulis atau seleksi bersama masuk perguruan tinggi negeri (SBMPTN).
Langsung bekerja
Pada kesempatan terpisah, Koordinator Pokja Panitia SNMPTN Bambang Hermanto menambahkan, meski ada 5.810 sekolah yang tidak mengisi PDSS sehingga siswanya kandas mengikuti SNMPTN, seluruh sekolah favorit di Indonesia telah terdaftar pada PDSS.
"Kami sempat khawatir karena seminggu sebelum tenggat pengisian PDSS, masih ada sekitar 8.000 sekolah yang belum mendaftar. Akhirnya kami minta humas PTN di tiap daerah turun ke lapangan untuk uji petik. Berkat upaya itu, seluruh sekolah favorit mengisi PDSS," terang dia.
Terkait sekolah yang tidak mengisi PDSS, menurut Bambang, mungkin disebabkan siswanya tidak berminat mendaftar di PTN dalam negeri.
Misalkan dari madrasah aliah (MA), siswanya tidak sedikit yang memilih Universitas Al-Azhar di Kairo untuk melanjutkan pendidikan.
Alasan lainnya, ada anggapan khususnya di sekolah menengah kejuruan (SMK), bahwa siswanya tidak ada yang berminat SNMPTN karena ingin langsung bekerja.
"Selain itu, ada sekolah yang merger sehingga terdaftar di PDSS dengan nama sekolah berbeda, dan terakhir memang ada sedikit nada putus asa bahwa siswanya tidak mampu bersaing dengan sekolah lain. Ini yang harus kami dorong di masa depan agar sekolah yang mendaftar tidak makin berkurang," tutupnya. (Ant/H-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved