Headline

. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.

Fokus

Penurunan permukaan tanah di Jakarta terus menjadi ancaman serius.

Mencandukan Buku lewat Media Sosial

Ihfa Firdausa
08/6/2020 09:30
Mencandukan Buku lewat Media Sosial
Komunitas Pecandu Buku(Dok. Pecandu Buku/Tim Riset MI)

BUDAYA membaca orang Indonesia sering disebut masih rendah. Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah dan pegiat literasi untuk mendongkrak daya baca masyarakat. Komunitas Pecandu Buku (KPB) merupakan salah satu yang peduli dengan rendahnya reading habit masyarakat. KPB lahir dengan tujuan agar masyarakat, khususnya anak muda, kembali menunduk untuk membaca buku.

Komunitas ini diinisiasi pada 2015 oleh musikus dan penulis asal Bandung, Fiersa Besari, dan rekannya, Aulia Angesti. Setelah berjalan, kini KPB sudah memiliki sekitar 400 anggota yang berasal dari berbagai kota di Indonesia dan bergerak mengadakan berbagai kegiatan literasi.

Antara lain membuka lapak baca gratis, talk show, diskusi buku, dan tentunya berbagi referensi buku di media sosial. Dalam video perkenalan KPB di laman Youtube mereka, Fiersa mengungkapkan bahwa inisiasi ini merupakan upaya menjadikan media sosial dan dunia maya sebagai sarana menyebarkan kegiatan literasi, di samping memperkenalkan penulis-penulis yang sebelumnya mungkin belum pernah didengar khalayak.

Sehingga untuk bisa bergabung ke KPB cukup sederhana. Calon anggota hanya perlu menyumbang satu buku lalu mengulas buku tersebut. Ulasan dan foto buku akan diunggah di Instagram KPB (Pecandubuku) sehingga bisa menjadi referensi bacaan bagi khalayak. "Dulu itu (alasan menyumbang dan mengulas buku untuk bergabung) karena kami berencana sekalian membuat perpustakaan. Sekarang tidak lagi, cukup review buku saja.

Tujuan kami memberikan syarat mengulas buku ialah cara kami untuk 'memaksa' anggota agar membaca," kata salah satu admin KPB, Dyanti, kepada Media Indonesia Kini KPB tersebar di kotakota besar seperti Bandung, Makassar, Yogyakarta, Medan, Pekanbaru, dan wilayah Jabodetabek. Informasi mengenai berbagai kegiatan dan ulasan buku-buku yang bisa menjadi referensi bacaan dapat ditemui di media sosial mereka: pecandubuku (Instagram), pecandu_ buku (Twitter), dan Pecandu Buku (Facebook).

Upaya menggerakkan literasi melalui media sosial ini dinilai cukup ampuh karena besarnya jumlah anak muda yang memakai medium tersebut. Dalam video itu, Fiersa berharap melalui gerakan seperti ini, minat masyarakat untuk kembali membaca buku dapat terus tumbuh. "Seperti kata pepatah, buku adalah jendela dunia dan membaca adalah kuncinya," tuturnya. (Ifa/H-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Riky Wismiron
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik