Headline
Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.
Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.
Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan
RENCANA pemerintah untuk mulai menerapkan kenormalan baru di sejumlah wilayah disembut gembira sejumlah kalangan. Sebabnya mereka meyakini, kebijakan itu bisa membangkitkan lagi roda perekonomian yang sempat ambruk akibat pandemi covid-19.
Meski begitu Presiden Joko Widodo meminta seluruh masyarakat untuk tetap disiplin mematuhi protokol kesehatan. Sampai ditemukan vaksin yang efektif, masyarakat harus hidup berdamai dengan covid 19 untuk beberapa waktu ke depan. Sebab potensi munculnya gelombang ke dua pandemi covid 19 sangat tinggi.
Baca juga: Mayoritas Pasien Terinfeksi Covid-19 Punya Penyakit Penyerta
Kasus baru di Wuhan, Tiongkok setelah sebulan zero kasus, menjadi alarm untuk tetap waspada. Menurut dokter spesialis paru RSUP Persahabatan, Dr. dr. Erlina Burhan, SpP, jika PSBB tidak dijalankan dengan disiplin dan masyarakat lengah menjalankan protokol kesehatan, diperkirakan terjadi gelombang kedua pandemi covid 19 di Indonesia dan muncul potensi kesehatan metabolik.
Senada, Ketua Komite Medis/Team Covid 19 RS Murni Teguh Sudirman Jakarta, Dr Roy Panusunan Sibarani Sp.PD-KEMD mengatakan, pada saat terjadi pandemi, terjadi juga perubahan pola hidup, baik secara fisik, psikis, atau kehidupan sosial selama bekerja dari rumah (WFH). Semua hal itu sudah pasti akan berpengaruh terhadap kesehatan dan yang paling menonjol terhadap kesehatan metabolik.
Ia memberikan contoh di Eropa. Pada sekarang ini, semua orang terlalu fokus pada covid 19. Artinya, penyakit-penyakit seperti serangan jantung, gula tinggi, hipertensi jadi seperti terlupakan.
"Hanya berfokus pada covid 19 justru membuat orang jadi tidak awas terhadap penyakit metabolik. Padahal, penyakit metabolik itu adalah penyakit degeneratif. Dengan semakin tua kita, maka makin banyak kemungkinannya untuk kena penyakit diabetes, darah tinggi, dan gangguan kolesterol," katanya.
Menurut Roy, di Indonesia diperlakukan analisa dan data, apakah setelah enam bulan pascaera covid-19 selesai, penyakit metabolik akan bertambah? Misalnya, yang tadinya tidak diabetes jadi diabetes. Dari diabetes ringan, menjadi diabetes berat. Yang tadinya kolestrolnya biasa jadi naik. Ini semua, karena pada saat WFH, mereka takut beli obat, tidak konsultasi ke dokter, dan banyak timbul kecemasan bahkan takut bertemu orang luar.
Untuk mencegah timbulnya penyakit metabolik, ia menyarankan, masyarakat melakukan pola hidup sehat dengan olahraga rutin, konsumsi makanan sehat serta bergizi.
Pada kesempatan yang sama, Dokter Spesialis Alergi-imunologi, Prof. Dr. dr. Iris Rengganis, SpPD, KAI mengatakan, covid-19 merupakan virus pandemik yang menimbulkan ketakutan banyak orang. Jadi, semua orang pakai macam-macam, termasuk pakai suplemen.
"Terpenting pada kondisi seperti ini adalah antioksidan. Ini penting sekali, karena proses di dalam tubuh, seperti makanan dan segala macam, akan terbentuk oksidan-oksidan. Jadi, antioksidan itu adalah salah satu yang meningkatkan imun sistem," ujarnya.
Ia mengatakan, bukan hanya pada saat covid-19, sehari-hari pun kita butuh antioksidan. Apalagi, dengan kondisi covid-19 ketika setiap orang butuh sistem imun yang baik.
Antioksidan sangat penting untuk menangkal radikal bebas. Paling mudah itu adalah dari asap rokok dan asap kendaraan bermotor yang dapat menciptakan radikal bebas. Antioksidan dapat melindungi sel-sel dari kerusakan akibat radikal bebas.
Sebaliknya, bila kekurangan antioksidan, daya tahan tubuh akan menurun. Artinya, tanpa vitamin, tubuh tidak bisa membentuk sistem imun yang baik. Oleh karena itu, vitamin itu sangat dibutuhkan untuk mempertahankan sistem imun.
Dijelaskan VP Research & Development SOHO Global Health, Raphael Aswin Susilowidodo, Asthin series merupakan rangkaian suplemen kesehatan yang mengandung Astaxanthin sebagai sumber antioksidan. Suplementasi Asthin sering digunakan sebagai terapi suportif yang berfungsi untuk memperkuat sistem kekebalan tubuh.
"Asthin mengandung bahan aktif natural Astaxanthin yang berasal dari mikroalga spesies Haemustococcus pluvalis. Sebagai salah satu senyawa golongan karotenoid, astaxanthin memiliki potensi antioksidan yang sangat kuat," ucapnya.
Potensi antioksidan Astaxanthin adalah 6000x lebih kuat bila dibandingkan dengan vitamin C, 500x lebih kuat bila dibandingkan dengan vitamin E, 550x lebih kuat bila dibandingkan dengan EGCG (kandungan pada teh hijau), 800x lebih kuat bila dibandingkan dengan Coenzyme Q10 & 75x.
Dari berbagai penelitian in vitro, in vivo dan uji klinis, astaxanthin memiliki efek imunomodulasi, anti-inflamasi, dan antioksidan. Efek imunomodulasi astaxanthin sebagai ajuvan pada covid-19 dapat melalui modulasi respon imun seperti neutrofil, limfosit, sel T, macrofag dan natural killer sel. (A-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved