Pemerintah Indonesia melalui Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 telah menggunakan sistem informasi terintegrasi bernama Bersatu Lawan Covid-19 (BLC) untuk analisis data yang kemudian dijadikan sebagai landasan pemulihan Aktivitas Masyarakat Produktif dan Aman Covid-19.
Melalui sistem tersebut, pelaporan data dari daerah hingga ke pusat dapat lebih cepat, sehingga dapat memaksimalkan kinerja untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap risiko-risiko dan daerah rawan yang ada di sekitarnya.
Pakar Informatika Penyakit Menular dan Epidemiologi, Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Dewi Nur Aisyah mengatakan sistem BLC telah mencatat sebanyak 39.000 data penyelidikan epidemiologi hingga Sabtu (30/5).
"Sampai dengan hari ini, sistem Bersatu Lawan Covid telah mencatat sebanyak 39.000 data penyelidikan epidemiologi,” ungkap Dewi di Media Center Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Jakarta, Sabtu (30/5).
Adapun data penyelidikan tersebut berasal dari Orang Dalam Pemantauan (ODP), Pasien Dalam Pengawasan (PDP), pasien positif, kontak erat pelaku perjalanan yang didapatkan dari Puskesmas, Rumah Sakit (RS), dan Dinas Kesehatan.
Selain itu, data dari sistem tersebut juga diintegrasikan dengan RS Online di bawah koordinasi Dirjen Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI.
Kemudian untuk konfirmasi kasus, sistem BLC telah terintegrasi dengan sistem Orlitbangkes dan datanya juga sudah dibersihkan oleh sistem surveillance dari Dirjen P2P Kementerian Kesehatan.
Baca juga: Ini Helm Pemindai Suhu Tubuh yang Dipakai TNI AD
"Data logistik, kami lihat bahwa datanya sudah masuk dari data gudang untuk melihat ketersediaan dan distribusi dari logistik rumah sakit dan laboratorium, mencakup alat kesehatan, APD, dan juga obat-obatan,” kata Dewi.
Selain itu, sistem BLC juga menghimpun integrasi data dari Aplikasi Peduli Lindungi, untuk melihat dan mencatat mobilitas penduduk yang didukung dengan model SDLC, yang akan diperuntukkan untuk mencatat pelaku perjalanan yang akan melakukan perjalanan dari satu daerah ke daerah yang lain.
Pada dasarnya, sistem BLC merupakan buah kolaborasi dan koordinasi yang sangat baik antarkomponen Gugus Tugas yang merupakan lintas kementerian, lintas lembaga, lintas sektor, sehingga dapat memudahkan untuk menganalisis hingga pengambilan kebijakan ke depannya.
"Ini adalah contoh yang sangat baik di mana koordinasi dan kolaborasi melahirkan sebuah sistem terintegrasi yang memudahkan kita untuk menjadi navigasi pengambilan keputusan ke depannya,” pungkas Dewi. (OL-14)