Headline

Program Makan Bergizi Gratis mengambil hampir separuh anggaran pendidikan.

Umat Islam Perlu Kerja Keras

MI/Arif Hulwan
10/2/2015 00:00
Umat Islam Perlu Kerja Keras
Jamaah di Istiqlal(Antara)
WAKIL Presiden (Wapres) Jusuf Kalla (JK) mengingatkan peran umat Islam di Indonesia dalam hal pembangunan kesejahteraan masih kurang maksimal. Padahal, potensi agar umat Islam bisa maju sudah ada dari ajaran Islam itu sendiri.
 
"Penguatan bidang ekonomi jadi bagian pincang kalau bicara keagamaan. Bukan karena kebijakan nasional, tapi perlu kerja keras bersama-sama," kata JK dalam pembukaan Kongres Umat Islam VI di Keraton Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat, Yogyakarta, kemarin. Turut hadir pula, antara lain, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Din Syamsuddin dan Gubernur DI Yogyakarta Sri Sultan Hamengkubuwono X. JK mengatakan ada dua sisi watak Islam yang mestinya dapat berjalan seiring. Seperti doa sapu jagat, semua umat Islam mestinya bisa bahagia di dunia dan akhirat. Faktanya, ada kepincangan umat Islam dari sisi dunia.

Itu tergambarkan dari rerata rasio angka kemiskinan di Indonesia dari berbagai survei, misalnya. Dari 100 orang miskin di Indonesia, sekitar 90-an orang ialah umat Islam. Sebaliknya, dari survei orang terkaya di dunia versi majalah Forbes, misalnya, hanya 10-12 umat Islam yang muncul setiap tahunnya. Padahal, ujar JK, Islam sendiri disebarkan Rasulullah yang tak lain seorang pedagang. Keuletan dan kerja keras Rasulullah itu bahkan tersohor pada masanya. Namun, yang kini ramai terjadi cuma kegiatan seputar ibadah individual yang sifatnya ukhrowi (urusan akhirat).
 
Adapun kegiatan yang sifatnya sosial, yang juga salah satu sunah Rasul, justru sepi peminat. "Zikir, istigasah, itu bagus. Kita diajari cuma perangnya, isranya, mikrajnya. Selalu tidak bicara tentang berdagangnya. Rasul kan juga ajarkan berusaha keras untuk maju," sambung Kalla yang juga Ketua Dewan Masjid Indonesia tersebut. Terlebih, Islam bisa masuk ke Indonesia dibawa saudagar. Hal itu pula yang lantas menjadikan Islam di Indonesia bersifat lebih moderat lantaran transisi agama yang berjalan melalui diplomasi perniagaan.

Penunjuk jalan
Pada kesempatan sama, Din Syamsuddin mengungkapkan kesejahteraan serta keadilan sosial rakyat Indonesia sudah jadi kesepakatan para pendiri bangsa dan ulama. Dengan begitu, Indonesia merupakan negara hasil kesepakatan yang bukan milik satu kelompok umat saja. "Maka itu semua umat Islam harus membuktikan perannya yang strategis untuk kemajuan Indonesia," ucap Din.
 
Atas dasar itu pula, Sri Sultan Hamengku Buwono X berharap Kongres Umat Islam VI mestinya menjadi ajang untuk mengkritisi peran kepemimpinan ulama ataupun tokoh agama lainnya. Bagi dia, ada dua peran utama yang mesti dijalankan tokoh agama, yakni tanggung jawab kepemimpinan serta penunjuk jalan dan aspirasi umat tanpa membeda-bedakan aliran agama atau mazhabnya. Di sisi lain, Sultan juga menggarisbawahi perlunya penyeimbangan peran tokoh agama sebagai perekat silaturahim antarsesama umat Islam dan pihak luar. "Pihak luar itu dengan pemimpin politik, misalnya, harus ada korelasi yang kuat sehingga ada perhatian pada kesejahteraan umat Islam dengan kebijakan politik yang diambil," tukasnya.



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Admin
Berita Lainnya