Headline

Setnov telah mendapat remisi 28 bulan 15 hari.

1949:Serangan Umum di Yogyakarta

01/3/2016 04:40
1949:Serangan Umum di Yogyakarta
(SLIDESHARE.NET)

PENDUDUKAN ibu kota Yogyakarta dan ditawannya pimpinan negara dan pemerintahan disimpulkan Belanda bahwa Republik Indonesia dan TNI telah lumpuh.

Untuk mementahkan diplomasi Belanda, Sri Sultan Hamengku Buwono IX berpendapat tiba saatnya untuk membuktikan kepada dunia internasional bahwa RI masih berdiri dan TNI masih kuat.

Oleh karena itu, gerakan harus dikaitkan antara politik dan militer.

Demikian pula pendapat dari Letnan Kolonel Soeharto.

Sidang Dewan Keamanan PBB merupakan kesempatan yang sangat baik untuk secepatnya melaksanakan serangan sebelum dilaksanakan Sidang PBB pada Maret 1949.

Untuk itu, harus dilaksanakan serangan besar-besaran ke Yogyakarta agar dapat mendukung perjuangan RI di PBB.

Tepat pada pukul 06.00, saat sirene berbunyi sebagai tanda berakhirnya jam malam, serangan besar-besaran atas pendudukan Belanda di Yogyakarta dimulai.

Pos-pos Belanda di Tugu, Gondolayu, Komando Keamanan Kota, Benteng Vredenburg, dan Ngupasan Timuran diserbu secara serentak.

Kota Yogyakarta diduduki selama 6 jam.

Serangan Umum 1 Maret 1949 itu mempunyai pengaruh yang besar.

Di dalam negeri itu berhasil meningkatkan moral TNI, sedangkan di luar negeri berhasil membantah propaganda Belanda yang mengatakan bahwa RI dan TNI sudah hancur.



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Msyaifullah
Berita Lainnya