Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Terapi Plasma Konvalesen RSPAD Tunjukkan Hasil Baik

Ihfa Firdausya
13/5/2020 17:24
Terapi Plasma Konvalesen RSPAD Tunjukkan Hasil Baik
Ilustrasi(AFP)

RUMAH Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto telah melakukan penelitian untuk pemanfaatan plasma konvalesen dari penderita covid-19 yang telah dinyatakan sembuh.

Dalam laporan kepada Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Andika Perkasa, Direktur Pembinaan dan Pengembangan RSPAD Gatot Soebroto Kolonel CKM dr. Nana Sarnadi menyebut terapi plasma konvalesen ini sudah diberikan kepada tiga pasien dan memberikan hasil yang baik.

Nana melaporkan bahwa dua pasien yang semula dirawat di ruang isolasi sudah dapat dipindahkan ke ruang rawat biasa setelah diberikan terapi plasma konvalesen.

"Untuk pasien ketiga baru diberikan (plasma) kemarin (Rabu 6/5) dan masih dalam monitor," kata Nana seperti dikutip dari akun Youtube TNI AD, yang diunggah Selasa (12/5).

Baca juga :Ormas Minta THR, Polisi: Kalau Ada Take and Give, Enggak Masalah

Ia menyebut bahwa RSPAD Gatot Soebroto merupakan rumah sakit pertama yang telah melakukan terapi plasma konvalesen. Penelitiannya sendiri dilakukan di unit transfusi darah (UTD) RSPAD, LBM Eijkman, dan Biofarma Bandung.

Kepala UTD RSPAD Gatot Soebroto dr. Dwi Novianingtiyas menjelaskan bahwa pihaknya menerima siapa saja pendonor yang memenuhi kriteria. Sebelum melakukan donor, pendonor akan diberikan informasi selengkap-lengkapnya mengenai tindakan plasmapheresis.

"Setelah itu, pendonor akan diperiksa syarat-syarat pendonor pada umumnya seperti tekanan darah, HB. Baru setelah itu disarankan untuk mencuci lengan," katanya.

Setelah itu, pendonor dapat mendonorkan plasmanya dengan alat plasmapheresis yang memakan waktu satu sampai satu setengah jam.

Nana menambahkan bahwa ada kriteria untuk pendonor. Salah satu kriteria untuk menjadi pendonor adalah gejala covid-19 harus betul-betul sudah hilang selama 14 hari dan hasil pemeriksaan PCRnya sudah negatif.

"Kemudian plasma yang kita periksa juga dilakukan pemeriksaan terhadap parameter tidak adanya infeksi menular seperti Hepatitis, sipilis, HIV/Aids," pungkasnya. (OL-2)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Baharman
Berita Lainnya