Dibutuhkan Terobosan Dalam Implementasi Pendidikan Karakter
MI/Bay
27/4/2015 00:00
Pelajar mengenali tokoh wayang kulit. Acara itu menanamkan pendidikan karakter dengan pendekatan seni dan budaya.(Antara Foto/Andreas Fitri Atmoko)
Guna membentengi generasi muda dari dampak buruk derasnya arus globalisasi.Implementasi pendidikan karakter di sekolah-sekolah membutuhkan banyak terobosan. "Terobosan dalam implementasi pendidikan karakter di sekolah sudah sangat mendesak,untuk mengantisipasi gencarnya dampak buruk globalisasi," kata Kepala Sekolah SMA N 8 Jakarta, Tulus Winardi saat diskusi "Arisan Hati" yang diselenggarakan siswa dan orang tua murid SMA Negeri 8, Jakarta, Minggu (26/4),melalui rilisnya kepada pers,kemarin.
Menurut Tulus, salah satu terobosan yang dilakukan di SMAN 8 Jakarta dengan menerbitkan buku berjudul Pendidikan Karakter. Buku tersebut berukuran lebih kecil dari buku yang biasa diterbitkan pada umumnya. Tujuan penerbitan buku ini agar menjadi buku saku bagi siswa untuk memahami dan mengimplementasikan 18 poin pendidikan karakter yang menjadi program wajib pemerintah. "Kami tetap menggunakan jalur pengetahuan untuk membuat siswa lebih memahami makna pendidikan karakter,yakni melalui sebuah buku,"ujarnya.
Hemat Tulus, keberadaan pendidikan karakter yang lebih implementatif sangat dibutuhkan di sekolah. Ia berpendapat pendidikan karakter sebagai program nasional dirasa masih lemah di tataran implemtasi. Padahal dampak negatif dari arus globalisasi semakin deras mengepung generasi muda, seperti bahaya penyalahgunaa narkoba dan pornografi. Jika tidak segera diantisipasi, bukan tidak mungkin dapat menyeret generasi muda ke arah kemerosotan moral yang serius.
Buku Pendiidkan Karakter itu akan dibagikan kepada siswa siswi di sekolahnya. Mereka diwajibkan memberi masukan dan analisis mengenai isi buku tersebut. "Masukan tersebut harus ditandatangani orang tua, dan bagi masukan terbaik akan kami berikan piagam,"tegasnya.
Buku yang diterbitkan dalam empat warna sampul tersebut berisi pengejawantahan dari 18 nilai-nilai pendidikan karakter yang akan ditanamkan pemerintah. "Misalnya tentang religius itu implementasinya seperti apa, jujur itu seperti tidak menyontek, kemudian peduli sesama dan sebagainya," paparnya. Menurut Tulus pihaknya akan memperkenalkan buku tersebut kepada Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Anies Baswedan, Sebagai masukan bahwa pendidikan karakter membutuhkan sebuah panduan baku, agar pemahamannya kongkrit tidak di awang-awang.
Pembicara lainnya,Direktur Lembaga Konsultan Psikologi Daya Insani, Sani Budiantini Hermawan mengatakan peran untuk membangun karakter anak bukan hanya menjadi tugas sekolah, melainkan juga orangtua. Sebab bagaimanapun, orang tua lah yang seharusnya paling memahami anak. Dengan bekal pemahaman yang cukup, orang tua dapat melakukan komunikasi efektif kepada anak dalam menanamkan nilai pendidikan karakter. "Memahami anak itu sangat penting, bagaimana menyelami kegiatan anak, dan berkomunikasi dengan bahasa tubuh yang baik, maka nilai pendidikan karakter akan dengan mudah tertanam," pungkasnya. (Bay)