Headline
Sedikitnya 30% penggilingan gabah di Jawa Tengah menutup operasional.
Sedikitnya 30% penggilingan gabah di Jawa Tengah menutup operasional.
KEINDAHAN hayati Indonesia hingga kini masih minim perhatian. Salah satunya bunga anggrek bulan (Phalaenopsis amabilis) yang juga salah satu bunga nasional Indonesia.
“Saat ini mayoritas habitat anggrek di Indonesia terganggu oleh alih fungsi lahan, sumber daya alam, dan pencurian sumber daya genetik,” ujar Direktur Eksekutif Yayasan Keanekaragaman Hayati Indonesia (Kehati) MS Sembiring melalui rilisnya, Kamis (25/2).
Karena itu, dibutuhkan upaya serius untuk menjaga kelestarian bunga yang memiliki khasiat kecantikan itu. Salah satunya di Desa Turgo, kawasan Taman Nasional Gunung Merapi, Yogyakarta. Di sana, ada kelompok tani yang mengembalikan anggrek hasil pengembangan masyarakat ke alam.
Terakhir pada 2009, keragaman anggrek di sana ada 67 jenis anggrek. Pada 2015 juga ditemukan dua anggrek alam baru di kawasan tersebut.
“Sayangnya, meski dibudidayakan, anggrek alam masih mendapat ancaman salah satunya dari erupsi di kawasan Merapi,” pungkas Sembiring.
Atas kondisi itu, PT Martina Berto Tbk yang juga anak perusahaan Martha Tilaar Group berupaya melindungi anggrek. Itu diawali pendiri Martha Tilaar Foundation Martha Tilaar yang mendirikan Martha Tilaar Professorial Chair di Leiden University. Lantas, namanya diabadikan pada varietas anggrek langka borneo, yakni Coelogyne marthae SEC Sierra oleh The National Herbarium of Netherlands.
Pada 2012, PT Martina Berto bekerja sama dengan BPPT untuk eksplorasi, identifikasi, dan domestifikasi anggrek Coelogyne marthae SEC Sierra. “Kerja sama itu meningkatkan pelestarian anggrek asli Indonesia dan mengembangkannya menjadi produk berbasis tanaman khas Indonesia. Salah satunya sabun anggrek Coelogyne marthae yang bisa didapatkan di Martha Tilaar Shop,” ujar Martha Tilaar.
Martha Tilaar Shop lalu mengumpulkan dana dari penjualan sabun anggrek Coelogyne marthae. Dana sebesar Rp10 ribu tiap pembelian sabun digunakan untuk mendukung pelestarian anggrek berbasis komunitas di kawasan Taman Nasional Gunung Merapi dan ekosistem karst di Tepus, Gunung Kidul. “Penyerahan dana Rp200 juta dilakukan dua tahap. Tahap pertama pada rentang 2016-2017 sebesar Rp100 juta, Rp100 juta lainnya diserahkan pada 2017-2018,” pungkas Martha Tilaar. (Pro/H-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved