Headline
Dalam suratnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan masih membuka ruang negosiasi.
Dalam suratnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan masih membuka ruang negosiasi.
Tidak semua efek samping yang timbul dari sebuah tindakan medis langsung berhubungan dengan malapraktik.
KEMENTERIAN Kesehatan Kmengimbau masyarakat untuk tetap mewaspadai malaria di tengah pe- nyebaran covid-19 yang telah meluas hingga ke daerah endemis malaria, seperti Nusa Tenggara Timur (NTT), Maluku, dan Papua. Demikian disampaikan Direktur Pencegahan dan Pengendalian penyakit Tular Vektor dan Zoonosis Siti Nadia Tarmizi terkait dengan Hari Malaria Sedunia yang diperingati setiap 25 April.
Siti Nadia Tarmizi mengatakan, penyakit malaria memiliki beberapa gejala yang mirip dengan covid-19, seperti demam, sakit kepala, dan nyeri otot. "Prosedur layanan malaria untuk menjaga agar tidak terjadi peningkatan kasus malaria pada saat pandemi covid-19 selalu mengacu pada protokol pencegahan covid-19," jelas Nadia dalam keterangan resmi, Sabtu (25/4).
Penderita malaria, lanjut Nadia, dapat terinfeksi penyakit lain termasuk covid-19. Selain itu, malaria juga akan memperberat kondisi pasien yang telah terinfeksi covid-19. Untuk melindungi petugas layanan malaria dari penularan covid-19, setiap petugas yang melakukan layanan malaria diwajibkan menggunakan alat pelindung diri (APD) sesuai standar protokol pencegahan covid-19.
Masyarakat juga diimbau tetap jaga jarak fisik, memakai masker, cuci tangan menggunakan sabun, menghindari kerumunan lebih dari lima orang, serta jangan lupa menggunakan kelambu untuk menghindari gigitan nyamuk. Dalam masa pandemi covid-19, pemeriksaan diagnostik malaria dilakukan dengan tes cepat (RDT) dan pasien dapat segera diberikan pengobatan bila hasil pemeriksaan RDT positif.
Pembuatan sediaan darah tetap dilakukan untuk konfi rmasi hasil RDT dan evaluasi pengobatan malaria. "Klorokuin yang digunakan saat pandemi covid-19 bukan obat malaria lagi sehingga bila sakit malaria minum obat antimalaria sesuai aturan. Untuk itu, perencanaan kebutuhan logistik terutama RDT dan obat antimalaria (OAM) disiapkan mencukupi sampai 2-3 bulan ke depan di fasilitas pelayanan kesehatan," ujarnya.
Eliminasi Memperingati Hari Malaria Sedunia, WHO menggandeng sejumlah organisasi mitra mempromosikan kampanye Nol Malaria Dimulai dengan Saya. Dilansir dari laman resmi WHO, Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengajak masyarakat dunia untuk memerangi malaria yang membunuh satu anak setiap dua menitnya. "Sudah waktunya untuk kembali ke jalur yang benar, terutama di negara-negara, tempat malaria paling parah menyerang," jelas Ghebreyesus. Sementara itu, pemerintah Indonesia menargetkan pada 2024 sebanyak 405 kabupaten/kota mencapai eliminasi malaria. Periode 2020-2024 merupakan periode penting dan menentukan dalam upaya mencapai Indonesia bebas malaria pada 2030.
"Penyebaran malaria tidak mengenal batas wilayah administrasi, maka membebaskan masyarakat dari malaria (eliminasi malaria) memerlukan komitmen global, regional, dan nasional," terang Nadia. Upaya pencapaian target Eliminasi Malaria Nasional pada 2030 didahului dengan tahapan pencapaian daerah bebas malaria tingkat provinsi, setelah seluruh kabupaten/kota mencapai daerah bebas malaria. "Dalam wilayah regional Jawa-Bali sebagian besar kabupaten/kota telah mencapai Eliminasi malaria," kata Nadia.
(H-3)
Obat malaria pertama yang diformulasikan khusus untuk bayi dan balita telah resmi disetujui untuk digunakan.
"Nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus menjadi vektor utama. Keberadaan dan penyebarannya yang meluas menjadikan arbovirus sebagai ancaman serius,”
Meskipun tantangan terbesar berada di kawasan Afrika, kawasan Asia Pasifik termasuk Indonesia tidak boleh lengah.
Presiden RI ke-6 itu juga menyoroti wilayah Papua yang masih menyumbang 93% dari beban malaria nasional, dan menekankan pentingnya komitmen lintas pemerintahan.
MALARIA menjadi tantangan kesehatan di Indonesia, terutama di wilayah endemis. Malaria berkembang dari gejala ringan menjadi kondisi yang sangat serius
Beberapa penyakit kuno seperti Rabies, Trakoma, Kusta, TBC, dan Malaria masih menjadi masalah kesehatan serius di Indonesia.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved