Headline
Rakyat menengah bawah bakal kian terpinggirkan.
COVID-19 tidak hanya mengancam orang-orang yang masuk dalam kelompok risiko tinggi tetapi juga anak-anak yang menderita stunting. Hal itu diungkapkan Ahli Analisis dan Kebijakan Kesehatan yang juga Dosen FKM UI Ahmad Syafiq.
“Sebelum ada Covid-19, semua orang bicara stunting. Tapi, sekarang tidak ada yang mengawal. Jangan sampai anak-anak yang tidak berisiko tinggi jadi kena covid-19 karena stunting,” ungkap Syafiq dalam diskusi daring yang diselenggarakan Ikatan Alumni UI, Rabu (22/4).
Ia menjelaskan, hal itu terjadi karena gizi juga berkaitan dengan imunitas tubuh.
Baca juga: Kuatkan Sistem Imun, Jangan Buang Kulit Jeruk mulai Sekarang
Untuk itu, Syafiq mengingatkan program gizi dan kesehatan untuk masyarakat rawan (vulnerable), khususnya terkait 1.000 Hari Pertama Kehidupan dan Program Percepatan Penanganan Stunting perlu dijaga. Aspek gizi diharapkan masuk dalam pemodelan penanganan covid-19 karena kekebalan tubuh sangat berkaitan dengan risiko terpapar covid-19.
”Program gizi ibu hamil dan laktasi juga harus dikawal. Growth monitoring, penimbangan, dan suplementasi anak masih jalan atau tidak. Kalau jalan, ada tidak peraturannya, dan yang jelas tetap memperhatikan keamanan di situasi covid-19 saat ini,” jelas Syafiq.
Terpisah, Direktur Surveilans dan Karantina Kesehatan, Ditjen P2P Kemenkes, Vensya Sitohang menyatakan tidak dipungkiri bahwa pada situasi pandemi ini pelayanan imunisasi anak memang ikut terkendala.
Vensya menyatakan, bahkan ada daerah yang mengambil kebijakan menghentikan sementara pelayanan Posyandu, yang berarti juga meniadakan pelayanan imunisasi.
"Hal ini berdasarkan pertimbangan situasi setempat, seperti adanya peningkatan jumlah kasus dan area penyebaran covid-19 di daerah tersebut," ujarnya.
Namun, Vensya memastikan masih banyak daerah yang tetap memberikan pelayanan imunisasi di Puskesmas dan Posyandu. Hal tersebut dilakukan untuk tetap menjalankan fokus pemerintah dalam mengeliminasi campak dan rubella pada anak.
Adapun, Posyandu dan fasilitas kesehatan yang tetap melayani imunisasi dijalankan dengan menerapkan prinsip kewaspadaan covid-19, seperti memakai masker, mengatur jarak bagi pengunjung dan petugas, dan menyediakan tempat cuci tangan.
"Dan mengimbau agar hanya yang sehat saja (anak dan pengantarnya) yang datang ke fasilitas kesehatan/posyandu," tandasnya. (OL-1)
Vaksin penguat atau booster Covid-19 masih diperlukan karena virus dapat bertahan selama 50-100 tahun dalam tubuh hewan.
ORGANISASI Kesehatan Dunia (WHO) baru-baru ini mencatatkan jumlah kasus covid-19 secara global mengalami peningkatan 52% dari periode 20 November hingga 17 Desember 2023.
PJ Bupati Majalengka Dedi Supandi meminta masyarakat untuk mewaspadai penyebaran Covid-19. Pengetatan protokol kesehatan (prokes) menjadi keharusan.
PEMERINTAH Palu, Sulawesi Tengah, mengimbau warga tetap waspada dan selalu disiplin menerapkan protokol kesehatan menyusul dua kasus positif covid-19 ditemukan di kota itu.
ORGANISASI Kesehatan Dunia (WHO) mengklasifikasikan jenis virus covid-19 varian JN.1 sebagai VOI atau 'varian yang menarik'.
DINAS Kesehatan (Dinkes) Batam mengonfirmasi bahwa telah terdapat 9 kasus baru terpapar Covid-19 di kota tersebut,
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved