Headline

Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.

Fokus

Sejak era Edo (1603-1868), beras bagi Jepang sudah menjadi simbol kemakmuran.

Ada Alien dan Manusia Bulan di Rumentang Siang

Suryani Wandari Putri Pertiwi
26/4/2015 00:00
Ada Alien dan Manusia Bulan di Rumentang Siang
(DOK WANDA)
"MEONG, meong, Anteh urang teh di dieu geus lila, haben kieu-kieu wae, tiiseun euwuh sasahan, meong (Meong, meong, Anteh kita di sini sudah lama, begini-begini terus, sepi tidak ada siapa-siapa, meong)," kata

Mawat, kucing kepunyaan Anteh yang selalu setia menemani.

Anteh yang sedang tidur tidak bisa mendengar ucapannya.

Namun, ia juga merasa saat itu kehidupannya selalu dirundung kesedihan.

Ia terpaksa tinggal di bulan karena hukuman dari ibunya.

Tak lama kemudian ada tiga alien datang.

Pemimpin alien tersebut ternyata kekasih Anteh saat ia tinggal di bumi.

Kutipan kisah tersebut dibawakan dalam drama berjudul Anteh.

Selain Anteh, ada lima naskah lain seperti Kere Unggah Bale, Kalangsu, Kaferehe, Nyi Bagendit Gugat, dan Semah yang dimainkan dalam Festival Drama Basa Sunda tingkat pelajar ke-16 di Gedung Kesenian Rumentang Siang, Bandung, dari awal Maret hingga pekan ketiga.

Pesertanya, para pelajar SMP dan SMA di wilayah Jawa Barat dan Banten.

Total 61 kelompok teater mengikuti kompetisi ini.

Mereka harus memilih salah satu di antara keenam naskah yang diberikan pihak penyelenggara.

"Sebenarnya kami punya dua program festival drama bahasa Sunda, yaitu kategori pelajar dan umum. Untuk tingkat pelajar diadakan pada tahun ganjil. Sebaliknya, untuk kalangan umum diadakan pada tahun genap," kata R Dadi P Danusubrata, ketua Teater Sunda Kiwari.

Susun rencana

Saat Muda datang pada Rabu (25/3), ada empat kelompok teater yang pentas hari itu, yaitu Teater Bunga SMP Santo Yusup Bandung, Teater Kappas SMA Pasundan 2 Tasikmalaya, Teater Tasbe B SMAN 1 Baleendah Bandung dan Batara Teater SMK Singaparna Kabupaten Tasikmalaya.

Sebelum pentas, mereka sibuk mempersiapkan kostum, tata rias, hingga menyiapkan mental.

Tampilan terbaik akan diganjar gelar dan piala pinunjul (juara utama), dan enam nominasi piala bergilir lainnya seperti pementasan terbaik, sutradara terbaik, aktor terbaik, aktris terbaik, artistik terbaik, dan musik terbaik.

Sebelumnya mereka menjalani beberapa rangkaian kegiatan seperti pendaftaran serta membayar administrasi sebesar Rp250 ribu.

"Kami memilih Anteh karena ceritanya menarik karena itu dongeng yang sering diceritakan oleh orangtua dari dulu,yaitu ada Anteh dan seekor kucing di bulan," kata Yuliana, pemeran alien dari Teater Kappas SMA Pasundan 2 Tasikmalaya.

Sementara Furkon, pimpinan Produksi Sanggar Seni Banyu Bening SMAN 1 Mangunjaya Pangandaran, memilih Anteh karena tertantang dengan isi ceritanya.

"Kami harus menggambarkan cerita di bulan yang terkenal di Jawa Barat," kata Furkon.

Dari naskah yang diterima sampai pementasan, mereka hanya diberi waktu tiga bulan.

Berbekal semangat, disiplin serta tanggung jawab tinggi mereka berlatih.

"Kami terus berlatih hampir setiap hari di tiga bulan itu," kata Yuliana.

Pemenang dari Pangandaran
Pada Sabtu (28/3) malam, pihak penyelenggara mengumumkan peraih gelar Pinunjul, dimenangkan Sanggar Seni Banyu Bening SMAN 1 Mangunjaya Pangandaran yang tampil di hari terakhir.

"Kami tidak menyangka akan menjadi pemenangnya, ini pertama kalinya kami ikutan langsung juara," kata Furkon.

Tak hanya Furkon yang senang, siswa-siswi SMAN 1 Mangunjaya Pangandaran pun berbangga hati karena mereka juga memboyong lima piala bergilir sekaligus, yaitu aktris terbaik, artistik terbaik, sutradara terbaik, dan penyajian terbaik.

"Aku tak tahu apa-apa mengenai dunia teater. Namun, aku bisa menang di sini. Rasanya luar biasa, terharu banget sampai nangis waktu pemberian piala," kata Nova yang menjadi aktris terbaik.

Ya, Sanggar Seni Banyu Bening SMAN 1 Mangunjaya mampu memesona hati juri lewat penampilannya.

Mereka pun banyak berharap bahwa Festival Drama Basa Sunda akan terus berjalan.

"Kegiatan seperti ini bagus, ibaratnya bisa memunculkan bintang-bintang yang selama ini terkubur pelosok-pelosok, saya harap kegiatan ini terus berjalan," pungkas Nova. (M-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Admin
Berita Lainnya