Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
DI tengah pandemi virus korona baru (covid-19) yang kian meluas, warga DKI Jakarta kini tidak perlu pu sing harus keluar rumah untuk
berbelanja kebutuhan pokok. Pasalnya, sudah ada 100 pasar tradisional yang menerima pembelian secara daring.
Seperti disampaikan Direktur Utama Perumda Pasar Jaya, Arif Nasrudin, warga bisa melakukan tawar-menawar dengan pedagang yang dihubungi sebelum menyepakati pembelian barang pokok yang dimaksud.
“Hari itu juga langsung diantar ke rumah. Bisa lewat ojek online atau ojek pang kalan. Nanti oleh si pedagang diinformasikan nilainya, ongkos kirimnya berapa, dan nilai belanjanya berapa. Kalau tidak disepakati, ya tidak jadi,” jelas Arif kepada Media Indonesia, kemarin.
Sejauh ini tidak ada keluhan yang berarti dari transaksi daring tersebut, seperti halnya penipuan. Menurut Arif, sebelum program itu diluncurkan, PD Pasar Jaya melakukan jemput bola ke pasar dan meminta kepala pasar untuk mendata para pedagang mana yang bersedia ikut program belanja daring.
“Warga cukup antusias. Keluhan memang ada, tapi seputar nomor pedagang ada yang tidak bisa dihubungi. Tapi kepala pasar memastikan pedagang itu bukan orang luar yang coba-coba nakal,” tutur Arif.
Sebagai informasi, terkait dengan belanja daring di DKI, warga bisa mengecek secara langsung di media sosial Perumda Pasar Jaya atau website pasarjaya.co.id. Adapun durasi belanja sesuai jam operasional pasar, yakni dari pukul 08.00 hingga 12.00 WIB.
Terpisah, saat ditanya tentang belanja bahan pokok secara daring, Suratmi, 62, mengaku awalnya tidak yakin dengan sistem belanja yang
diterapkan Pasar Jaya.
Dia khawatir para pedagang tidak mau meladeni pembelian barang dalam jumlah kecil atau sedikit.
“Saya awalnya ragu. Mau apa tidak pedagang melayani belanjaan saya yang cuma cabai Rp5.000, bayam seikat, dan bumbu dapur Rp2.000. Nah, pagi tadi saya coba dan ternyata mau,” ujarnya semringah.
Belanja secara daring ini, menurut warga Kebayoran Lama Jakarta Selatan itu sangat membantu. Kini dia pun tidak perlu lagi bingung walaupun pedagang sayur di sekitar tempat tinggalnya sudah tidak berjualan.
Sementara itu, pedagang di Pasar Rumput yang akrab disapa Pakde Marno, mengaku kebanjiran pembeli yang menghubunginya melalui telepon. “Banyak yang beli sayurmayur dan bumbu. Kadang ada juga yang minta dicarikan ayam, ya, saya carikan,” ujarnya, kemarin.
Lewat Whatsapp
Di Denpasar, Bali, sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan masyarakat selama penerapan work from home, belajar di rumah, dan mengurangi aktivtas di luar rumah, seluruh elemen masyarakat ikut bergerak bersama.
Sebelumnya Pasar Badung dan Pasar Phula Kerti menerapkan belanja daring, kini Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) yang tersebar di seluruh desa se-Kota Denpasar secara bertahap menyediakan kebutuhan pokok masyarakat melalui transaksi daring.
Ketua Forum Perbekel atau Lurah Kota Denpasar, I Gde Wijaya Saputra, menjelaskan, sebagai upaya menghindari penularan covid-19, BUM-Des yang dikordinasikan Perbekel se-Kota Denpasar turut melayani masyarakat membeli sembako melalui sistem daring dengan aplikasi Whatsapp (WA).
Tidak hanya itu, bahkan di Desa Kesiman Kertalangu sudah menggunakan aplikasi BUM-Desku. “Masyarakat yang membutuhkan sembako, seperti beras, minyak, gula, dan bumbu-bumbuan tinggal dipesan lewat Whatsapp kepada pegawai BUM-Des. Barang yang dipesan akan langsung diantar ke rumah warga sehingga dapat mengurangi kerumunan warga saat berbelanja seperti di pasar,” kata Wijaya Saputra.
Menurutnya, pemesanan kebutuhan pokok tidak hanya dilakukan masyarakat desa, tapi juga warung dan pedagang eceran di sekitar desa setempat. Saat ini, beberapa BUM-Des telah menerapkan pelayanan berbasis daring, seperti BUMDes Kerta Sari Utama, Desa Kesiman Kertalangu, dan BUMDes Asta Giri Sadhana. Adapun BUM-Des yang belum menerapkan, akan mengaplikasikan kemudian. (Sru/OL/N-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved