Headline
Senjata ketiga pemerataan kesejahteraan diluncurkan.
Tarif impor 19% membuat harga barang Indonesia jadi lebih mahal di AS.
SEJUMLAH pihak menyarankan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) untuk menghapus jalur prestasi dari kebijakan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB). Alasannya, nilai rapor yang dijadikan salah satu acuan kelulusan dan PPDB dianggap rentan dimanipulasi.
Pengamat pendidikan Universitas Paramadina Totok Amin Soefijanto berpendapat, jalur prestasi harus tetap ada sebagai wujud penghargaan bagi siswa yang sudah bersusah payah untuk meraih prestasi.
“Jalur prestasi tentu tetap harus ada untuk menghargai anak didik yang sudah meraih prestasi di luar akademik dan memberi pesan penting kepada anak didik bahwa kerja keras itu diapresiasi dengan baik,” kata Totok saat dihubungi Media Indonesia, Senin (30/3).
Namun, Totok menilai, pemerintah dan seluruh pihak terkait harus menetapkan definisi dari prestasi yang dimaksud. Dia mencontohkan seperti yang terjadi di DKI Jakarta, prestasi yang dimaksud adalah di bidang olahraga, kesenian, kebudayaan, dan sebagainya. Sedangkan di pemerintah pusat, yang dimaksud prestasi adalah di bidang akademik.
“Kemendikbud, atau siapapun harus sepakat dulu definisi prestasi tersebut. Selain itu, sudah waktunya pemerintah pusat memberikan wewenang PPDB ke daerah yang lebih luas di sisi penerimaan anak didik baru. Setiap daerah memiliki kekhasan yang benar-benar unik karena kita ini negara kepulauan yang amat luas. Kebijakan pusat hanya di sisi konsep untuk proses pembelajaran dan evaluasi. Kalau saat penerimaan (registrasi dan PPDB), biarkan Pemda yang menjalankan,” terangnya. (M-4)
PT Perusahaan Gas Negara (PGN) terus menunjukkan komitmennya dalam mendukung kemajuan sumber daya manusia (SDM) nasional.
Program STAR Track dirancang bagi mahasiswa yang ingin membangun karier lebih awal tanpa harus menunda pendidikan lanjutan setelah lulus sarjana.
Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo meresmikan SMA Kemala Taruna Bhayangkara serta SMA Global Darussalam Academy di DI Yogyakarta.
HARI pertama di sekolah menengah bukan sekadar perpindahan ruang belajar, melainkan juga lompatan emosional bagi anak-anak yang baru meninggalkan masa kecil mereka di bangku sekolah dasar.
Hal itu merupakan upaya kolaborasi untuk mewujudkan sekolah unggul berbasis digital dan inklusif.
Pendidikan pada usia dini merupakan fase yang sangat penting bagi tumbuh kembang anak di masa depan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved