Headline
RI dan Uni Eropa menyepakati seluruh poin perjanjian
Indonesia memiliki banyak potensi dan kekuatan sebagai daya tawar dalam negosiasi.
SERING kita lihat penyemprotan cairan disinfektan kepada tubuh manusia dalam rangka mematikan virus korona (Covid-19). Cara penyemprotannya juga bermacam-macam, ada yang dilakukan secara mandiri dan ada juga yang harus masuk ke dalam kotak sebelum masuk ruangan. Apakah penggunaan disinfektan yang disemprotkan ke sekujur tubuh manusia efektif membunuh virus Covid-19?
Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Ari Fahrial Syam menilai penyemprotan disinfektan secara langsung ke tubuh manusia tidak terbukti bisa membunuh virus, termasuk Covid-19. Memyemprotkan cairan disinfektan ke tubuh manusia justru akan memberikan dampak buruk.
Baca juga: Pahami Perbedaan Antiseptik dan Disinfektan
Ari menyatakan, dirinya sempat berdiskusi dengan Dr. Parani, WHO representative Indonesia mengenai penyemprotan disinfektan ke tubuh manusia. Dalam tweet Dr. Parani @NParanietharan, pada Minggu (29/3) dirinya menyatakan, "please do not Spray disinfectant on people, it may be harmful."
"Jadi pernyataan representatif WHO Indonesia harus kita indahkan. Pernyataan dari perwakilan WHO ini juga sejalan dengan imbauan ke masyarakat oleh WHO bahwa lampu ultra violet tidak boleh digunakan untuk sterilisasi tangan dan area kulit lain karena bisa menyebabkan iritasi pada kulit," kata Ari dalam keterangannya, Senin (30/3).
Ari menyatakan, menyemprotan alkohol atau klorin tidak akan menghilangkan virus yang sudah masuk ke dalam tubuh. Bukannya membasmi virus, penyemprotan alkohol atau klorin malah berbahaya untuk mukosa mulut, hidung dan mata. "Jadi sebaiknya bahan ini digunakan untuk membersihkan permukaan peralatan rumah tangga atau kantor," tambahnya.
Covid-19 merupakan virus yang dapat ditularkam secara langsung melalui droplet, maupun tidak langsung.
Oleh karena itu, kata Ari, yang penting kita harus benar memperhatikan bahwa tangan kita tidak menyentuh tempat-tempat yang orang lain juga sentuh di tempat umum.
Selain itu juga tangan kita yang belum jelas sudah menyentuh apa saja, tidak boleh menyentuh mulut, hidung atau mata.
"Jadi sekali lagi dengan melihat bagaimana infeksi ini menular dari satu orang ke orang lain, maka sebenarnya menggunakan disinfektan secara langsung tidak dibutuhkan bahkan jika disinfektan tersebut terhirup oleh kita atau terkena mata tentu akan menimbulkan masalah kesehatan baik akut maupun jangka panjang," bebernya.
Ari melanjutkan, yang terpenting kita harus rutin cuci tangan menggunakan sabun agar mencegah terjadinya infeksi saluran pernafasan akut dan infeksi saluran cerna.
Baca juga: Putus Rantai Penyebaran Covid-19, Masyarakat Jadi Garda Terdepan
Apabila tidak memungkinkan untuk cuci tangan pakai sabun, maka kita dapat menggunakan hand sanitizer. Tetapi, setelah menggunakan hand sanitizer 5-6 kali kita tetap harus melakukan cuci tangan pakai sabun dengan air mengalir.
"Yang penting adalah adanya jaga jarak fisik (physical distancing) dan menghindari kontak dengan orang yang demam atau batuk atau pilek tanpa menggunakan masker," tandasnya. (OL-6)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved