Headline

Presiden sebut negara butuh kepolisian tangguh, unggul, bersih, dan dicintai rakyat.

Fokus

Puncak gunung-gunung di Jawa Tengah menyimpan kekayaan dan keindahan alam yang luar biasa.

Publik Diminta Teliti Memilih Sekolah Pilot

MI/Syarief Oebaidillah
20/2/2016 14:59
Publik Diminta Teliti Memilih Sekolah Pilot
(ANTARA FOTO/Lucky R.)

Menjadi pilot merupakan profesi idaman dan impian banyak orang namun tidak banyak yang mengetahui tentang proses yang mesti ditempuh dalam mewujudkan impian menjadi pilot. Seperti profesi lainnya guna menjadi pilot terdapat sekolah khusus pilot yang memunyai persyaratan tertentu. Umumnya persyaratan dasar mesti lulus tingkat SMA atau sederajat, berusia 17 tahun, tinggi minimal 160 cm, berbadan sehat dan mampu berbahasa Inggris dengan baik. Kriteria jebolan SMA atau sederajat artinya secara luas apakah lulusan SMA jurusan IPA atau IPS atau dari SMK jurusan apapun, boleh mendaftar ke sekolah pilot.

Namun khusus untuk sekolah pilot negeri seperti Sekolah Tinggi Penerbangn Indonesia (STPI) peminat harus jebolan SMA jurusan IPA.
Tinggi minimal 160 cm tidak mutlak artinya jika tinggi kurang 1-2 cm dan pada saat dilakukan tes kesehatan terlihat bahwa peserta masih punya potensi bertambah tinggi, maka tetap boleh mendaftar. Sehat atau tidaknya peserta akan ditentukan Balai Kesehatan Penerbangan (Hatpen) milik Departemen Perhubungan. Kemampuan berbahasa Inggris juga menjadi penentu apakah nantinya dapat diterima atau tidak. Saat ini ada beberapa lulusan sekolah pilot yang sulit mendapatkan pekerjaan karena kemampuan berbahasa Inggris minim. Pasalnya, mana mungkin maskapai mau ambil resiko dengan memperkerjakan seseorang yang tidak mengerti instruksi dari Air Traffic Control ( ATC) bandara.

Jadi mulai dari sekarang, tingkatkan kemampuan bidang ini. "Harap diingat, jika ada sekolah pilot yang menerima anda padahal ada salah satu dari persyaratan diatas yang tidak terpenuhi, anda patut curiga karena ada kemungkinan sekolah pilot tersebut tidak peduli dengan karinda kedepannya," kata Birgita Adelia, Direktur www.Sekolah-Pilot.com melalui rilisnya kepada pers, Sabtu (20/2).

Menurut Birgita setelah peserta memenuhi persyaratan di atas, kini harus mempelajari cara membedakan antara sekolah pilot yang bagus dengan yang tidak. Hemat dia ada lima hal penting yang mesti dicermati terkait hal tersebut,yakni Pertama, apakah sekolah tersebut menggunakan bandara yang lalu lintas udaranya sepi? Bandara merupakan elemen paling krusial dalam proses belajar seorang pilot. Jika sekolah menggunakan bandara yang lalu lintas udaranya ramai, besar kemungkinan waktu tunggu menjadi lebih panjang. Lebih baik pilih sekolah yang punya fasilitas bandara pribadi sehingga tidak ada gangguan untuk proses lepas landas dan mendarat.

Kedua, berapa perbandingan antara jumlah pesawat latih dan jumlah siswanya? ICAO (International Civil Aviation Organization) atau badan penerbangan internasional menyarankan bahwa idealnya 1 pesawat digunakan untuk 5 siswa sehingga waktu tunggu tiap siswa jadi lebih sedikit. Jangan mau memilih sekolah yang menggunakan 1 pesawat untuk 15 siswa karena waktu yang di butuhkan untuk lulus jadi lama.

Ketiga, apakah sekolah tersebut menyediakan lisensi MER atau Multi Engine Rating, merupakan lisensi yang didapatkan setelah bisa menerbangkan pesawat dengan mesin lebih dari 1. Lisensi MER bukan lisensi yang wajib diambil pada saat sekolah namun harus tetap diambil sebelum boleh menerbangkan pesawat bermesin ganda seperti Boeing atau Airbus.

Keempat, berapa jam terbang aktual (diluar jam terbang simulator) yang didapatkan? Di Indonesia, standar jam terbang minimum yang harus didapatkan oleh seorang siswa sekolah pilot adalah 160 jam. Jika kita punya lebih dari 160 jam maka semakin besar peluang kita mendapatkan pekerjaan kedepannya karena kemampuan kita menerbangkan pesawat lebih matang. Saat ini ada beberapa sekolah pilot di luar negeri yang memberika jam terbang 180 jam, bahkan ada yang mencapai 214 jam. Kelima, bagaimana profil instrukturnya? Mungkin orangtua berpikir 'Apa perlu saya menanyakan hal ini?’ Hal ini perlu ditanyakan karena di sebagian sekolah pilot, instruktur mereka sebagian besar pilot lulusan mereka sendiri yang baru punya jam terbang yang minim. Carilah sekolah yang punya instruktur diatas 1000 jam, lebih bagus lagi jika bisa diatas 2000 jam karena mereka punya cukup pengalaman untuk mengajar.

"Kami menemukan bahwa banyak sekali calon pilot dan orangtuanya yang awam dalam memilih sekolah pilot sehingga banyak yang asal pilih dan menyesal kemudian. Sebab itu,laman www.sekolah-pilot.com hadir untuk memberikan informasi lengkap tentang pilihan sekolah pilot yang ada di Indonesia, Filipina, Australia, New Zealand, Amerika, dan Lithuania sehingga calon pilot dan orangtuadapat memilih dengan lebih bijak. Jika masih ada yang kurang jelas tentang sekolah pilotnya, bisa ditanyakan atau dikonsultasikan pada kami." pungkas Birgita (bay/OL5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dedy P
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik