Headline
DPR klaim proses penjaringan calon tunggal hakim MK usulan dewan dilakukan transparan.
DPR klaim proses penjaringan calon tunggal hakim MK usulan dewan dilakukan transparan.
LEMBAGA Biologi Molekuler Eijkman yang berada di bawah Kementerian Riset dan Teknologi/Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) tengah membahas pengembangan vaksin virus korona n2019-cov. Dalam hal ini, Eijkman bekerja sama dengan PT Biofarma.
Hal tersebut diungkapkan Kepala Eijkman Amin Soebandrio saat melakukan Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VII DPR RI, di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (17/2).
Menurutnya, saat ini Eijkman telah melakukan pembahasan awal dengan PT Biofarma untuk mengembangkan vaksin tersebut.
"Kami sudah bersepakat untuk berupaya mengembangkan vaksin untuk coronavirus yang kedua ini," tutur Amin.
Namun, katanya, saat ini belum tersedia isolat untuk pengembangan vaksin tersebut. Hal ini karena di Indonesia belum terdapat pasien yang terjangkit virus korona.
"Pendekatan vaksin kan paling gampang kalau kita sudah punya virusnya. Dari virus itu kemudian kita identifikasi antigenik-nya. Saat ini kita belum punya virusnya. Kalau negara lain barangkali sudah punya pasiennya," jelasnya.
Amin menjelaskan, jika isolat virus ini belum tersedia di Indonesia, akan digunakan kajian in-silico (menggunakan komputer) untuk mengindentifikasi bagian-bagian antigenik virus korona berdasarkan informasi genetik virus ini yang sudah tersedia di GeneBank.
"Kita menerapkan teknik in-silico untuk mengidentifikasi bagian-bagian yang memang memiliki sifat antigenik dan juga protektif. Kita bisa pelajari dengan komputer bagian-bagian mana saja kemudian kita buat proteinnya secara sintetis. Itu teknologinya sudah tersedia," ungkapnya.
Pihaknya belum bisa menyampaikan berapa lama waktu pengembangan vaksin ini hingga bisa tersedia.
"Internasional dengan fasilitas yang sangat baik mereka bisa menghasilkan vaksin dalam waktu 18 bulan, mungkin Indonesia butuh waktu sedikit lebih lama dari itu," kata Amin.
Dia mengatakan bahwa kesepakatan internasional menetapkan jika terkait dengan ancaman wabah yang mendunia maka proses pengadaan vaksin, perizinan dan sebagainya, bisa diperpendek.
"Tapi sebetulnya sebagian besar dari proses pembuatan vaksin itu adalah masalah administrasinya. Mudah-mudahan dengan kerja sama dengan Kementerian Kesehatan dan Badan POM proses itu bisa diperpendek," tutupnya.
Baca juga: Siaga Darurat COVID-19, Wiranto Panggil Stakeholder Terkait
Komisi VII DPR RI sendiri mendukung agar Eijkman bisa mengembangkan vaksin virus korona ini dengan cepat. Anggota Komisi VII dari fraksi PKS Mulyanto mendesak Kemenristek/Brin agar segera mengalokasikan dana untuk hal tersebut.
"Jangan sampai sudah membesar baru kita kaget. Kita harus kembangkan vaksin ini, harus ada langkah-langkah serius," katanya dalam rapat tersebut.
Selain itu, menurut Mulyanto, dalam situasi ini peran Eijkman harus dikuatkan terkait kajian virologi.
"Jadi saya sangat mendukung sekali, pertama, adalah deteksinya (virus korona) lebih masif lagi, pemantauannya lebih terstruktur, pengembangan vaksin, termasuk studi-studi virologi," pungkasnya.
Ditemui seusai rapat, Amin mengungkapkan bahwa virus korona bukan hal baru bagi lembaga Eijkman. Dia mengatakan pihaknya sudah melakukan penelitian sejak dua/tiga tahun yang lalu di beberapa daerah untuk mempelajari virus-virus yang terdapat pada manusia dan hewan.
"Jadi salah satu yang ingin kami yakinkan adalah bahwa Indonesia sudah punya kemampuan mendeteksi virus korona sejak lama. Jadi kalau dibilang kita tidak punya kemampuan untuk mendeteksi virus korona itu tidak benar," ungkapnya. (A-2)
Vaksin penguat atau booster Covid-19 masih diperlukan karena virus dapat bertahan selama 50-100 tahun dalam tubuh hewan.
ORGANISASI Kesehatan Dunia (WHO) baru-baru ini mencatatkan jumlah kasus covid-19 secara global mengalami peningkatan 52% dari periode 20 November hingga 17 Desember 2023.
PJ Bupati Majalengka Dedi Supandi meminta masyarakat untuk mewaspadai penyebaran Covid-19. Pengetatan protokol kesehatan (prokes) menjadi keharusan.
PEMERINTAH Palu, Sulawesi Tengah, mengimbau warga tetap waspada dan selalu disiplin menerapkan protokol kesehatan menyusul dua kasus positif covid-19 ditemukan di kota itu.
ORGANISASI Kesehatan Dunia (WHO) mengklasifikasikan jenis virus covid-19 varian JN.1 sebagai VOI atau 'varian yang menarik'.
DINAS Kesehatan (Dinkes) Batam mengonfirmasi bahwa telah terdapat 9 kasus baru terpapar Covid-19 di kota tersebut,
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved