Asesmen Kompetensi Minimum Juga bakal Tingkatkan Kompetensi Guru

Atikah Ishmah Winahyu
18/12/2019 20:40
Asesmen Kompetensi Minimum Juga bakal Tingkatkan Kompetensi Guru
Pelaksanaan UNBK di tingkat SMP(Antara/Yulius Satria Wijaya)

RENCANA Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim mengganti ujian nasional (UN) dengan asesmen kompetensi minimum dan survei karakteristik pada 2021 mendatang, mendapat kritikan masyarakat yang meminta Nadiem lebih dulu meningkatkan kompetensi guru di Indonesia.

Menanggapi hal itu, Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kemendikbud, Totok Suprayitno menjelaskan, digantinya UN dengan sistem asesmen justru memiliki tujuan utama untuk meningkatkan kompetensi guru.

"Justru asesmen ini akan memberikan cermin/alat refleksi bagi guru supaya tahu kekurangannya di mana, sehingga kalau guru melakukan perbaikan kompetensi baik oleh dirinya sendiri atau dibantu guru lain atau dipandu pemerintah atau dibantu sekolah, ada dasarnya. Katakanlah ternyata kemampuan anak menggunakan konsep matematika tentang konsep bilangan ternyata kurang, maka guru harus melakukan refleksi kenapa anak-anak tidak menguasai konsep bilangan," jelas Totok di Jakarta, Selasa (17/12).

Menurut Totok, asesmen kompetensi minimum dan survei karakter akan membuat program peningkatan kompetensi guru menjadi lebih terarah. Selain itu, hasil asesmen akan digunakan untuk perbaikan proses belajar mengajar di sekolah.

"Jadi idenya asesmen untuk perbaikan belajar, bukan menjudge siswa pintar nggak pintar, lulus nggak lulus," tuturnya.

Baca juga : Standar Asesmen Kompetensi Dibuat

Totok pun menegaskan bahwa asesmen pengganti UN bukanlah ajang coba-coba melainkan sudah dirintis dan diuji cobakan.

"Kita sudah punya embrionya sejak awal dan sudah dimulai dilakukan uji coba. Jadi sama sekali nggak coba-coba, sangat berbahaya pendidikan itu coba-coba," imbuhnya.

Selain itu, Totok mengatakan, pihaknya yakin bahwa asesmen baru ini akan mengarahkan siswa pada penguasaan kompetensi bernalar yang sesuai dengan kaidah pendidikan.

"Pendidikan itu tidak hanya menguasai konten mata pelajaran, pendidikan itu sebuah proses melatih berpikir anak dan ini yang selama ini kurang. Kajiannya sebenarnya sudah jauh-jauh hari, bahkan sudah praktek," tandasnya. (OL-7)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ghani Nurcahyadi
Berita Lainnya