Headline
Senjata ketiga pemerataan kesejahteraan diluncurkan.
Tarif impor 19% membuat harga barang Indonesia jadi lebih mahal di AS.
Cuaca di Yogyakarta, Kamis pekan lalu, cukup terik, termasuk di toko-toko buku di Shopping Center di kawasan Taman Pintar, Jalan Panembahan Senopati, Yogyakarta. Di bangunan dua lantai tersebut, deretan toko buku tampak tertata rapi. “Cari buku apa, Mas?” sapa Hafni kepada seorang pengunjung yang melihat-lihat koleksi buku di toko miliknya.
“Ada buku ini?” tanya pengunjung itu memperlihatkan telepon genggamnya. Hafni sigap mengambil buku yang dimaksud dari salah satu rak.
Nama Shopping Center melekat pada sentra penjualan buku yang dikelola pihak Taman Pintar ini meski kini telah berganti nama menjadi Taman Pintar Bookstore.
Hafni, salah seorang penjual, menceritakan, ia berjualan buku sejak 1985 di lapak Social Agency milik teman kuliahnya. Setelah 20 tahun bekerja di Social Agency, ia pun kemudian mendirikan tokonya sendiri. “Lebih dari 10 tahun saya punya toko ini,” ujarnya.
Ia pun mengaku, pasang-surut penjualan buku sudah dilaluinya. Saat ini, tuturnya, ialah masa yang paling sulit. Konsumen yang mencari buku langsung ke Shoping Center jauh berkurang.
“Sekarang peminatnya sudah sepi. Ada fotokopi, buku digital, hingga penjual buku di internet,” keluhnya. “Sekarang dalam sehari paling hanya 10-15 buku yang terjual. Kalau awal ajaran baru, lebih banyak yang bisa dijual,” ujarnya.
Hal senada disampaikan M Taufik, 48. “Hari ini baru dua buku (yang terjual),” ujarnya sambil menunjukkan buku catatan penjualan. Buku yang ia jual sangat miring karena merupakan buku-buku bekas, yang harganya lebih murah daripada buku bajakan sekalipun.
Namun, diakuinya ada saja konsumen yang mencari buku-buku bekas. Salah satunya, Agung, yang menjadi pelanggan sejak 1980-an. Ia mengaku pernah mendapatkan komik-komik Tintin versi Penerbit Indira di sana. Ia juga sering mencari buku untuk kado ulang tahun. Ia mengungkapkan, meski perkembangan teknologi sangat pesat, Shopping Center tak kehilangan daya pikat. (AT/H-3)
Buku yang ditulis Kelly Tandiono tersebut terinspirasi dari pengalaman pribadinya saat pertama kali menyelam pada 2011.
Buku, disebut Dedi, merupakan medium yang efektif untuk memperkenalkan kecintaan terhadap alam Indonesia kepada anak-anak, sekaligus menumbuhkan empati terhadap lingkungan.
STAF Sumber Daya Manusia Polri (SSDM Polri) meluncurkan buku berjudul Policing in Indonesia.
Lebih dari sekadar karya tulis, buku karya Connie Rahakundini Bakrie ini adalah seruan dan ajakan untuk membangkitkan kesadaran kolektif bangsa akan makna sejati berbangsa dan bernegara.
Hingga Juni 2024, telah disalurkan 490 Al-Qur’an dan 13.790 buku tulis ke sekolah-sekolah dasar di wilayah Tangerang.
Buku ini bukan hanya kumpulan resep, melainkan potret kehidupan harian masyarakat Indonesia dari sudut pandang kuliner.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved