Headline
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
MESKI sudah dikenal ribuan tahun lalu, ternyata humor belum banyak mendapat perhatian khusus dari para peneliti, akademisi, dan ilmuwan. Itu menjadi salah satu alasan Seno Gumira Ajidarma, 61, mendirikan lembaga kajian humor Institut Humor Indonesia Kini (IHIK3).
Menurut Seno, sudah menjadi keharusan, ilmu pengetahuan memeriksa segala hal yang massal dan fenomenal. Humor termasuk kategori itu.
“Saya kira gini, humor itu kan fenomenal. Satu, sebagai bisnis. Terus manusia tertawa toh? Yang namanya ilmu pengetahuan itu harus memeriksa semua hal yang massal, fenomenal, apalagi vital,” ujar Seno saat ditemui pada kuliah umum Komedi Indonesia Zaman Now di Stikom Interstudi, Jakarta.
Sayangnya, hingga kini belum ada kajian berbasis keilmuan yang membahasnya. Akibatnya, hingga saat ini, Indonesia masih kekurangan ahli humor, bahkan boleh dikata tidak ada. Padahal, humor ialah salah satu indikator kebahagiaan yang ditunjukkan dengan tertawa.
“Tapi siapa yang peduli dengan tawa, lawak, dengan humor. Yang secara serius lo. (malah) Yang peduli para pedagang, jelas, duitnya banyak. Tapi kita kalau mengaku ilmuwan, mengapa tidak pernah memeriksa yang vital. Apa sih yang vital? Kebahagiaan kan? Kebahagiaan ditunjukkan dengan tawa,” pungkasnya. (Zuq/H-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved